66
Sentuhan yang Salah***
Vote dan komen dulu sebelum baca❤️
Almer mode cowo ijo neon nihh, senggol dong hehe. Bukan cowo red flag yaa.
***
Warning❗
Part ini mengandung adegan 18+. Mohon bijak dalam memilih bacaan.
***
Almer membawa tubuh Elisa dalam gendongannya ala bridal style. Mengabaikan seluruh tatapan mata yang menatap dengan berbagai ekspresi.
Almer benar-benar berniat untuk melakukan apa yang ia ucapkan tadi pada Elisa.
"Saat ini aku ingin memelukmu sambil berciuman mesra diatas ranjang sampai kau kelelahan dan berakhir tertidur bersama."
Seringai licik terbit di wajah tampan itu. Mengabaikan Elisa yang sudah memerah bagaikan kepiting rebus.
Almer melangkahkan kaki naik ke lantai atas, masih dengan Elisa dalam gendongannya, tanpa melepaskan ciumannya. Pagutan itu nampak menggebu-gebu bagai tak ada hari esok.
Almer membuka pintu kamarnya dengan satu tangan. Menutup dengan kaki tanpa kesulitan sama sekali.
Lelaki itu lantas menjatuhkan tubuh Elisa di atas ranjang, seraya membuka tuksedo yang membelit tubuhnya dengan kasar. Menyisakan kemeja putih dengan dua kancing teratas yang dibiarkan terbuka.
Pemandangan favorit Elisa. Almer terlihat begitu menggiurkan dan nampak sangat hot untuk dipandang.
Tak terasa, air liur Elisa sampai menetes menatap perut kotak-kotak kekasihnya itu.
"Senang dengan yang kau lihat, hm?" Almer terkekeh seraya mengelap air liur Elisa yang menetes di ujung bibirnya tanpa rasa jijik.
Lelaki itu terkekeh melihat Elisa yang tengah kalang kabut mengelap ujung bibirnya sendiri. Terlebih kala menyadari bahwa memang air liurnya sedikit menetes.
Ia sungguh malu. Atas perbuatan mesumnya yang tertangkap basah oleh sang pelaku utama.
Almer mencium tengkuk Elisa dengan sapuan hangat. Membuat tubuh Elisa meremang, karena gerakan halusnya itu.
"Kau wangi sekali." Gumam Almer di sela-sela kegiatannya.
Kini lelaki itu beralih mencium leher Elisa. Menghirup aroma mawar yang menguar alami dari tubuh perempuan itu.
"Uhm, Almer."
Gigitan kecil Elisa rasakan dari gerakan mulut Almer yang tengah bergerilya di sepanjang lehernya. Membuat satu desahan berhasil lolos dari mulutnya.
"Oh, sayangku."
Bibir Almer kembali menjelajahi mulut Elisa. Mencecap betapa manis rasa kekasihnya itu. Sementara kedua tangannya bertengger di masing-masing pinggang ramping Elisa.
"My baby, Elisa."
"Uhmm, Almer sayang."
Dengan mata yang saling terpejam, keduanya menapaki kenikmatan yang saling terteguk indah.
Katakan sekarang bahwa Elisa telah kehilangan kewarasan. Sebab di detik pertama matanya menangkap Almer dan perut kotak-kotak sexy itu, ia telah dibutakan oleh api gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Obsession (Tamat)
RomanceJika orang lain menganggap obsesi adalah hal negatif, maka jauh berbeda untuk Almer. Ia terobsesi dengan Elisa. Dan melalui cerita ini, akan ia tunjukkan sebuah obsesi baru yang penuh cinta dan ketulusan. _____ Elisa Jasmine selalu berharap bahwa ke...