13 [Romantic Kiss]

5.5K 260 2
                                    

13
Romantic Kiss

***

Berdiri didepan cermin sembari melamun adalah satu-satunya hal yang kulakukan saat ini. Kedua mataku hanya mampu menyorot kosong ke segala arah. Sementara helaan napas gusar terus menerus keluar dari mulutku, seakan menjadi bukti nyata betapa carut marutnya perasaanku kali ini.

Pikiranku kembali melayang pada kejadian beberapa saat lalu. Malam pertunangan Henry dan Anna yang ternyata menyimpan sejuta kejutan luar biasa didalamnya. Terlalu banyak justru, membuatku sangat sulit menerima kenyataan yang ada.

Peristiwa penuh darah yang menjungkir balikkan duniaku begitu dalam...

"Aku tak tahu kepiawaiannya dalam menggoda lelaki ternyata begitu membahayakan. Sebab setelah putus dari pertunangan kami, ia sudah mendapatkan mangsa baru. Tak tanggung-tanggung seorang Almerzio William!"

"Berhati-hatilah pada rayuannya, Mr. William. Dibalik tubuh seksinya yang menggoda dan benar-benar membuat siapapun dimabuk kepayang pada wajah cantiknya itu, Elizabeth Almora adalah wanita licik yang hanya menginginkan harta!"

Seketika ucapan Henry kembali menyeruak dalam ingatanku. Sudut kecil hatiku berteriak keras. Ingin mematahkan persepsi Henry yang terdengar begitu mengada-ada. Ia jelas mengucapkan omong kosong dengan tujuan menarik perhatian banyak orang agar semakin membenciku.

Namun sebelum aku hendak melakukan sesuatu, Almer telah bergerak terlebih dahulu. Nampaknya ucapan Henry berhasil menyulut habis emosi dalam diri Almer kala mendengarnya menghinaku dihadapan banyak orang.

Pukulan demi pukulan terus Almer berikan untuk Henry yang bahkan tak pernah bisa mengimbangi kekuatan lelaki itu. Almer memberikan banyak pukulan dengan membabi buta. Ia seperti orang yang kesetanan dan hendak mengirimkan Henry ke neraka detik itu juga.

Aku masih berdiri mematung. Terlalu terkejut dengan apa yang dilakukan Almer dihadapanku. Ia menerjang sosok Henry yang baru saja menghinaku terang-terangan. Kulihat amarah begitu dalam melingkupi netra gelapnya.

Ada sedikit perasaan haru yang melingkupi hatiku kala melihat Almer membelaku. Ia emosi dan berakhir beradu jotos dengan Henry, akibat perkataan lelaki itu yang menhinaku begitu saja.

Almer membelaku, walau dengan cara yang salah. Oleh sebab itu, aku tidak bisa membenarkan perlakuan Almer terhadap Henry saat ini. Kulihat keadaan Henry begitu mengenaskan. Ia mendapat luka besar yang menyakitkan dan kehilangan banyak darah. Bahkan kulihat Henry yang telah tak sadarkan diri. Jika dibiarkan terus menerus, aku yakin lelaki itu akan mati.

Aku tak bisa membiarkan Almer menjadi seorang pembunuh. Itu terlalu menakutkan. Mendapati orang lain meregang nyawa dengan aku sebagai alasannya.

Sekalipun orang itu adalah Henry. Pelaku utama percobaan pembunuhan Elizabeth Almora dan kedua orang tuanya. Aku tetap tak bisa menganggapnya benar.

Oleh sebab itu, dengan sekuat tenaga aku berteriak kepada Almer agar menghentikan perbuatannya. Air mata jatuh membasahi kedua pipiku begitu saja. Almer seakan tuli. Ia tak mendengarkan perkataanku untuk menghentikan pukulannya yang justru kian menggila.

Melihat itu, tanpa pikir panjang dengan segera aku memeluknya. Menyuruhnya untuk menghentikan perbuatannya dengan konsekuensi Henry akan meninggal di tangannya. Punggung tegap itu menegang begitu saja. Ia seketika menghentikan perbuatannya. Aku hanya bisa menangis, terlebih saat Almer yang baru menyadari tangisku. Dan seketika memeluk tubuhku hangat.

Ia menggumamkan kata-kata yang menenangkanku dengan begitu mudah.

Tiba-tiba ruangan ini gelap. Lampu yang menghiasi dengan indah dan terang, mendadak lenyap seketika. Aku tergagap ketakutan. Namun tidak dengan Almer. Lelaki itu masih tetap setia memandangku menenangkan. Seakan keadaan genting ini tidak mengejutkan baginya.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang