55 [Pengakuan Cinta Almer]

1K 53 10
                                    

55
Pengakuan Cinta Almer

***

Henry Thomas di dakwa hukuman mati dan proses kematiannya akan dilaksanakan esok hari.

Sementara Lucas Gabriel akan di dakwa hukuman seumur hidup dan denda sebesar seluruh kekayaan yang ia dapatkan selama menjabat sebagai ketua klan Lucchese.

Begitu pula dengan seluruh anggota klan lainnya.

Tentu saja penjara yang lelaki itu dapatkan adalah penjara mematikan yang langsung berurusan dengan ketua organisasi FBI dan CIA. Tak usah diragukan lagi betapa menakutkannya berada di dalam penjara itu.

Namun hukuman itu dirasa masih terlalu ringan, jika dibandingkan dengan semua kejahatan yang telah klan Lucchese lakukan. Kenapa para agen rahasia tidak bisa mendakwa Lucas dan para pengikutnya lebih berat? Sebab bukti yang dikumpulkan masih sangatlah sedikit. Tak cukup kuat untuk menuntut mereka semua dengan dakwaan yang berat.

Elisa tersenyum lirih. Menatap laporan terbuka yang disodorkan oleh Rey kepadanya.

"Dimana Almer sekarang?"

"Tuan Almer sedang menemani tuan Ethan dan nyonya Sheila untuk melakukan penyelidikan langsung terhadap Henry, Lucas, dan seluruh anggota klan mafia Lucchese." Ujar Rey.

Sebenarnya Elisa sudah mengetahui hal itu. Hanya saja, ia masih terlalu takut berhadapan langsung dengan Almer. Mengingat bisa saja kekasihnya itu mengetahui perihal kebohongan yang ia tutup-tutupi.

"Aku ingin beristirahat. Terima kasih untuk informasinya." Ujar Elisa seraya pergi menuju ruangannya.

Melihat kepergian sang nona, Rey menelepon tuannya.

"Sesuai instruksi anda, saya telah mengatakan pada nona tentang isi laporan itu. Sebelumnya nona juga menanyakan keberadaan anda. Saya hanya menjawab bahwa anda sedang menemani tuan dan nyonya William untuk memantau penyelidikan yang ada. Nona Elizabeth langsung meminta izin untuk kembali ke ruangan tanpa kalimat lebih lanjut." Ujar Rey.

Sambungan terputus. Tentu saja Almer yang memutus telepon itu secara sepihak.

Tepat di ujung telepon itu, Almer tengah menggeram seraya mencengkram handphone nya.

"Kenapa kau masih menghindariku, sayang? Apa kau begitu takut padaku?" Ujar Almer menatap wallpaper handphone nya yang menunjukkan wajah Elisa kala tersenyum cerah.

Almer tak menampik perubahan sikap Elisa yang terlihat begitu jelas akhir-akhir ini. Lebih tepatnya setelah insiden pemaksaan menikah yang dilakukan Almer terhadap Elisa didepan gereja kala itu.

Berakhir dengan Almer yang membawa kembali kemudi mobil menuju mansion. Hingga saat ini keduanya sama-sama memilih jalan untuk saling menghindari pembicaraan tentang pernikahan. Keduanya bungkam seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya.

Berbeda dengan Almer, Elisa lebih memilih menghindari kekasihnya itu. Bukan hanya menghindar, nyatanya Elisa juga mendadak bersikap dingin padanya.

Almer bergegas kembali mansion dengan tujuan untuk bertemu Elisa. Langkah kakinya begitu lebar. Menebus lorong demi lorong. Mencari keberadaan kekasihnya.

Beberapa pelayan terlihat menundukkan kepala ketakutan kala dihadapkan langsung dengan sosok Almer yang terang-terangan tengah menahan amarah. Mereka lebih memilih menghindar dari pada mendapat amukan dari sang tuan muda itu.

Almer membuka dengan paksa pintu kamarnya dan menemukan Elisa yang meringkuk di atas ranjang. Gadisnya itu langsung menatap Almer dengan rona terkejut yang tak bisa di tutup-tutupi.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang