67 [Propose You]

809 53 7
                                    

67
Propose You

***

Ngaku kalian lagi senyum-senyum sendiri kan, karena baca judulnya 😚

***

Elisa memiliki berbagai jawaban yang sebelumnya bersarang didalam pikirannya. Untuk kemungkinan yang mungkin saja terjadi, demi melepas kesalahpahaman yang ada.

Namun kalimat Almer yang baru saja ia dengar sungguh jauh berbeda dengan segala spekulasi dalam pikirannya itu.

"Menikah denganku."

Itu bukan lagi kalimat ajakan untuk menikah. Elisa sudah pernah mendengar itu dari mulut Almer sebelumnya. Namun dengan bodoh, ia menolak dengan alasan belum siap melangkah ke jenjang yang lebih jauh.

Bagaimana dengan saat ini?

Setidaknya, nuansanya sedikit berbeda.

Begitupun dengan permasalahan yang ada.

Sedikit demi sedikit permasalahan yang keduanya terima sebagai takdir dari Tuhan, telah berhasil terselesaikan.

Mulai dari seniman serakah, Madeline.

Si Penyusup, Namira.

Maniak sex, Kevin atau Alexander.

Si jalang, Anna.

Si tikus sialan, Henry.

Psikopat gila, Erland.

Yang lebih terburuk, kedua mafia dunia. Siapa lagi kalau bukan Anthonius Clamente dan Lucas Gabriel.

Elisa menghembuskan napas kasar. Menyadari dirinya dan Almer telah menempuh perjalanan panjang untuk bisa sampai di titik ini.

"Aku sudah lelah." Ujar Elisa seraya memutar kedua bola matanya gusar.

"Apa maksudmu?" Tanya Almer.

Elisa memutar tubuh hingga menatap Almer kembali.

"Lelah dengan hubungan gila kita."

Almer menaikkan kedua alis, dengan kepala meneleng ke kanan.

"Apa aku salah dengar?" Ujarnya tanpa perlu bersusah payah menutupi nada ketidaksukaannya atas kalimat yang baru saja Elisa layangkan padanya.

"Seharusnya aku yang mengucapkan itu sedari dulu, Elisa. Melihatmu yang selalu menarik ulur hubungan kita sesuka hatimu. Tapi apa yang kulakukan. Aku hanya mencoba bersabar sekaligus menunggumu untuk siap menerima hubungan kita ke arah yang lebih serius. Lihat sekarang, siapa yang lebih dulu berkata lelah pada hubungan ini!" Ucap Almer panjang lebar. Amarah begitu kental terasa dalam diri lelaki itu.

Sedikit banyak ucapan Elisa berhasil menampik ego Almer yang setinggi gunung himalaya.

"Kau seharusnya melihat pengorbananku untuk perkembangan hubungan kita selama ini, Elisa. Aku rela melakukan apapun untukmu. Menjalankan misi terberat sekalipun, semua demi apa? Tentu saja demi dirimu seorang. Tapi sekalipun, aku tak pernah berkata lelah dengan hubungan ini."

Seringai licik terbit di wajah Elisa. Perempuan itu menyeringai mendengar keluh kesah yang lebih mirip gerutuan anak kecil tengah mengadu pada ibunya itu.

Elisa sibuk dengan pikiran terhadap sikap menggemaskan Almer. Tanpa menyadari salah satu ucapan Almer tentang menjalankan misi terberat yang mungkin saja bisa menjadi batu loncatannya untuk bisa mengetahui pekerjaan asli Almer yang sebenarnya, ternyata luput dari pantauan.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang