CHB 03

1.9K 255 25
                                    


















*0    0*
|||||∆|||||

Keesokan pagi, sehari sebelum pendaftaran sekolah dimulai, Kim Taehyung telah berniat untuk membuat tampilan dirinya benar-benar berbeda dengan kehidupannya sebelumnya. Dia bahkan dengan sengaja menggosok kulit berulang kali agar lebih cerah di kamar mandi sehingga terlihat merah muda seperti telur rebus yang baru di kupas. Di karenakan saat ini akhir pekan, dia berpikir bahwa untuk jam sepagi ini pasti belum ada penghuni rumah itu yang bangun, dengan perasaan masih berbunga bunga dan hanya mengenakan baju kaos kebesaran tanpa celana di bawahnya selain dalaman, tepat ketika dia membuka pintu kamar akan bertemu dengan wajah Jeon JungKook?

Keduanya membeku namun ketika Taehyung justru menemukan tatapan dingin nan mematikan itu, dia tidak tahan untuk tergagap olehnya. "Ka-kakak? "

" Pakai celana mu! "

Setelah mengatakan itu, Jeon JungKook dengan wajah dingin melengos ke tangga  turun ke bawah, Kim Taehyung yang di tinggalkan dengan wajah memerah buru buru menutup pintu dan pergi mencari celana di dalam lemari nya. Belum ada begitu banyak baju disana, hanya ada beberapa potong itupun pakaian yang dia dapatkan dari ibunya ketika singgah di toko dalam perjalanan ke kota membawanya kali itu.  Sedikit meringis, berpikir bahwa dia sepertinya harus mulai berbelanja, namun dengan kondisinya saat ini yang tengah berakting layaknya bocah desa baru datang ke kota tanpa pengetahuan, dia jelas membutuhkan bantuan.

Mengambil celana secara acak, tidak peduli apakah itu akan selaras atau malah di pandang aneh oleh orang yang melihatnya, memakainya cepat lalu keluar kamar dan ikut turun ke bawah. Ini akan menjadi pertemuan kedua di kehidupan ini dia dengan kakak tirinya itu, sungguh kemajuan yang luar biasa! Bahkan di kehidupan sebelumnya pun, untuk pertemuan kedua saja, butuh waktu satu Minggu sebelum akhirnya mereka kembali bertemu karena Taehyung yang enggan bertemu dengannya. Tapi tidak kali ini, Taehyung bahkan bertekat untuk mengejar paha emasnya dan menjadikannya benteng pertahanan!!

* Sedikit informasi, Paha emas yang di maksud disini itu semacam pegangan| penyokong terkuat seseorang, ini semacam sugar Daddy jika di cerita Romance lainnya, oke? "

Di bawah, Jeon JungKook yang sudah rapi bahkan harum tak jauh berbeda dengan Taehyung yang masih membawa aroma sabun, tapi bedanya disini Taehyung yang terlalu kuat menggosok kulit nya membuatnya terlihat lebih merah muda layaknya bunga sakura cantik yang baru mekar. Berdiri di depan JungKook sebelum menarik kursi di seberangnya.

" Kakak, selamat pagi!? "

Jeon Jungkook hanya meliriknya sekilas tanpa repot repot membalas sapaannya dan kembali fokus pada tablet di tangannya, dia terlihat begitu fokus pada grafik di dalamnya sampai-sampai Taehyung merasa terabaikan. Sejak dulu bahkan di kehidupan sebelumnya, dia paling tidak sukai terabaikan, oleh karena itu dia selalu membuat masalah di sana sini hanya demi mendapatkan perhatian, namun justru kematian lah yang menunggu nya di ujung kehidupan.

Kim Taehyung sedikit memajukan tubuhnya dengan kepala terjulur mencoba untuk ikut melihat apa yang menjadi titik fokus pada Kakak nya itu.

" Kak- "

"............."

Tatapan mata gelap yang tajam itu seketika membungkam mulut Taehyung, dia perlahan menarik kepalanya dan kembali duduk dengan benar di kursinya. Sial, dia tak ubahnya seekor kura-kura yang ketakutan!! Kakak, kenapa kamu begitu galak padaku?

Maid satu persatu mulai berdatangan bersama piring berisi sarapan pagi mereka. Kali ini mereka membuat lebih di karenakan tuan muda kecil mereka ikut bergabung di meja makan. Biasanya setiap di akhir pekan rumah besar itu akan selalu sepi, jika tuan besar yang selalu bekerja di kantor dan memilih menginap, begitupun dengan tuan muda ini, tapi karena desakan Ayahnya semalam membuatnya mau tak mau harus kembali ke rumah ini meskipun sangat enggan mengingat anggota baru itu telah ikut tinggal menetap di dalamnya.

Pagi ini, Jeon JungKook berencana akan sarapan sejenak sebelum kembali ke kamarnya untuk mengerjakan sesuatu, namun dia tidak menyangka pria kecil yang di perkenalkan sebagai adik tirinya ini akan dengan berani ikut bergabung dengannya. Meskipun dia- Jeon JungKook sudah menunjukkan wajah kaku nya, tapi sepertinya bocah itu terlalu abai atau mungkin bermuka tebal, entahlah, JungKook tidak perduli.

Meskipun yang sarapan hanya berdua, tapi ada banyak menu terhidang di atas meja. Kim Taehyung tidak tahu harus makan yang mana, jadi dia mengambil menu yang paling dekat dengannya dan itu hanya di penuhi dengan beberapa menu sayuran hijau. Sejak awal, Taehyung yang telah tinggal di desa dan hidup secara pas-pasan jelas merasa tidak puas dengan pengaturan ini, baginya itu adalah pemborosan. Dia memang pecinta uang, baginya dengan uang dia bisa hidup dan bahkan memiliki apapun di dunia ini, namun dia tidak suka pemboros. Katakanlah dia pelit, tapi hidup memang sulit.

Melihat isi piring Taehyung yang terisi hanya di penuhi sayuran tanpa daging membuat JungKook menatapnya aneh tapi dia tidak berkomentar, memilih acuh dan dengan cepat menyelesaikan makanannya bahkan meninggalkan Taehyung sendiri di meja makan setelahnya.

Kim Taehyung yang di tinggalkan lantas mendengus, menatap sisa makanan yang masih banyak itu lalu mengangkat bahu dengan wajah acuh.

" Tidak boleh terbuang percuma! " Kim Taehyung lantas mulai mengambil sepotong paha ayam dan juga irisan ikan yang telah terpisah dari duri nya, memakannya dengan sangat lahap. Dia sangat tidak sadar bahwa seseorang tengah memantaunya dari CCTV.

Sepasang mata segelap malam itu terus menonton dari balik layar komputernya, mengetuk ujung jari pada permukaan meja lantas berbicara entah pada siapa.

" Awasi dirinya. "

|||||


Siang harinya, Kim Taehyung di panggil oleh Ibunya, wanita itu berkata ada yang perlu mereka berdua bicarakan. Kim Taehyung dibawa ke kamar tamu di lantai bawah dan saling menatap serius. Kim Taehyung mencoba bertindak senatural mungkin,

" Ibu, ada apa? "

" Ibu dengar kau sarapan dengan JungKook pagi tadi, apakah benar? "

" Ya, kami sarapan bersama. "

" Lalu, apa yang dia lakukan padamu, apakah kalian ada mengobrol? " Kim Yeri sangat bersemangat saat ini, berharap dia bisa memanfaatkan putranya ini untuk suatu tujuan, tapi ketika mendengar jawaban putranya selanjutnya, dia lantas menghela nafas jengah.

" Tidak, kakak terlihat tidak ingin di ganggu, kami makan dengan tenang. "

Kim Yeri berdiri dengan tangan di pinggang lalu berkata acuh, " Sudah ku duga. Anak itu sangatlah angkuh dan memuakkan, kamu adalah putraku, aku tidak terima ini. "

" Tapi Ibu, kenapa? "

Meskipun Taehyung sudah tahu setiap siasat yang Ibunya itu lakukan tapi Taehyung tetap masih ingin mendengarnya sekali lagi, dan kali ini dia tidak akan termakan oleh hasutan wanita itu.

" Apanya yang kenapa? Taehyung- kamu adalah putraku, tidak peduli apa, aku ibumu- telah menikah dengan ayahnya- Jeon Junghyun. Dimatanya kamu juga adalah putranya, kamu jelas juga tuan muda disini, beraninya dia menindas mu seperti ini? "

" Lalu Ibu, apa yang harus ku lakukan? "

Segera senyum Kim Yeri terbit, senyum yang dulu selalu di anggap olehnya adalah senyum malaikat kini jelas adalah senyum iblis di balik kedok seorang Ibu. Kim Taehyung rasanya sangat ingin mengoyak mulut wanita busuk ini!

" Taehyung-ah, jangan takut, kamu hanya perlu memancing emosi nya dan sebisa mungkin tunjukkan keburukannya itu di depan Ayahnya- dengan itu, kamu adalah satu-satunya putra yang di sayang olehnya! "

Satu satunya putra yang di sayang olehnya? Kim Taehyung mencibir di dalam hati, dia tahu semua itu hanyalah omong kosong, karena pada nyatanya Kim Yeri hanya menggunakannya sebagai batu loncatan untuk anak di dalam perutnya. Anak itu- yang belum lahir sudah sangat ingin Taehyung mencekiknya sampai menjadi bubur darah!





TBC!!!

CHBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang