Senin pagi yang cerah ini, Gio akhirnya punya semangat lebih untuk ke kantor. Karena katanya, hari ini, ayahnya akan memperkenalkan seseorang yang akan bekerja dengannya selain Jayden.
Sebenarnya, menurut Gio, Jayden saja sudah cukup sebagai sekretaris. Tapi, menurut Danu, Gio harus punya personal assistant, ini juga didukung oleh Vivi yang mengkhawatirkan kesehatan Gio. Memang Gio enggan memikul beban tanggung jawab besar, tapi kalau sudah urusan kerja, Gio bisa lupa kapan siang kapan malam.
"Cewek apa cowok sih?" tanya Gio sambil melangkahkan kakinya ke lift
"Cewek, Tante Vivi yang mintanya cewek" jawab Jayden santai
Gio menghela nafas pelan, "Kalau Mama yang mau sih, pasti ada maksud terselubung"
"Biasanya sih kalau gitu, biar bisa dikontrol sama beliau juga" balas Jayden
Gio menoleh langsung ke arah Jayden, "Maksudnya?"
"Maksudnya, biar Tante Vivi bisa ikutan ngatur lo lewat dia. Kalau sama-sama cewek kan enak" jelas Jayden
Gio menatap ke depan lagi. Memperkerjakan Jayden itu sudah sesuai permintaan Gio pada Danu, jadi untuk urusan personal assistant itu jadi bagian Danu. Gio hanya bisa setuju saja biar cepat.
Begitu pintu lift terbuka, Gio langsung melangkah duluan ke ruangan Danu. Katanya, ada Vivi juga di sana. Biasanya, kalau ada sang Mama ke kantor, Gio senang, karena Mama Vivi selalu berpihak padanya ketika Papa Danu sudah mulai memberi perintah berat. Tapi untuk sekarang, Gio bingung harus senang atau kesal.
Gio mengetuk pintu beberapa kali sebelum membukanya seorang diri. Dia sudah lihat ada tiga orang di sana, tapi belum terlalu jelas siapa satunya. Dan begitu Gio mendekat, seketika tubuhnya membeku. Matanya berhenti berkedip, menatap gadis yang kini berdiri lurus di hadapannya.
Tiba-tiba Gio jadi kesal dan malas, dia membuang muka dengan senyum tanpa makna. Dia masih berharap kalau gadis di depannya ini bukan gadis yang dia kenal, tapi begitu dia kembali menatapnya, gadis itu masih sama. Padahal Gio sudah mengira kalau dirinya mulai halusinasi.
"Bang, ini loh, namanya Luna" ucap Vivi lembut
Bahkan namanya pun sama. Artinya ini bukan mimpi atau halusinasi. Gadis yang sempat membuat Gio frustasi karena tiba-tiba menghilang itu datang dengan sendirinya setelah setahun berlalu. Lucu sekali hidupnya.
"Katanya Papa kenal" ujar Gio sedikit terbawa emosi
"Iya, Papa kenal. Kamu inget kecelakaan Papa dua tahun lalu? Dia ini salah satu korbannya. Dulu, Papa udah janji mau kasih dia kerjaan yang layak di perusahaan. Cuma dia sempat ngilang, untung ketemu" jelas Danu penuh senyuman
Gio mengangguk-angguk, "Jalur kasihan ternyata" lirihnya
"Gio!" tegas Vivi
"Kenapa, Ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...