Luna tidak mengecek jawaban Gio lagi usai mengirimkan gambar, dia baru mengeceknya saat sudah tiba di kantor. Biasa saja sebenarnya, Gio juga biasanya sedingin itu, tapi entah kenapa, Luna merasa ada emosi lain dalam balasan itu. Entah emosi apa, yang jelas itu negatif.Kemarin di Hari Minggu, Gio akhirnya pulang ke rumah orang tuanya, jadi Hari Senin pagi ini Luna bisa sedikit tenang. Gio biasanya sudah sangat siap kalau berangkat dari rumah orang tuanya. Luna tidak perlu menyiapkan sarapan atau apapun.
Begitu sampai di meja kerjanya, Luna langsung merapihkan barang-barangnya, belum banyak bawaannya hari ini, hanya beberapa hal yang penting saja. Dia akan membawanya satu persatu setiap harinya.
"Pagi"
Luna mendongak, senyumnya melebar semangat kala melihat Jayden berjalan ke mejanya sendiri di samping meja Luna. Senyum Jayden juga tak kalah lebarnya. Ah, Luna senang sekali jika kehadirannya disambut sebegitunya.
"Pagi juga" balas Luna
"Akhirnya lo balik juga, Lun. Capek gue double job" sahut Jayden
Luna tertawa pelan. Walaupun nada bicaranya terdengar serius, tapi Luna tahu kalau Jayden itu bercanda.
"Oh ya, gue udah kirim ya berkas-berkas yang harus lo pelajari sebelum mulai kerja" ujar Jayden
"Iya, gue udah terima kok. Thank you, Bang"
Obrolan Jayden dan Luna selanjutnya ringan saja seperti biasa, banyak topik yang terus berganti. Dari obrolan penting di kantor, sampai cerita tidak penting yang mereka alami masing-masing selama berpisah setidaknya dua bulan terakhir ini.
Hingga, sekitar 30 menit setelahnya. Langkah cepat kaki Gio terdengar beradu dengan suara tawa mereka. Jayden langsung menyudahi tawanya, berniat menyapa Gio, tapi Gio malah langsung melengos masuk ke ruangannya seolah tak ada siapa-siapa di sana.
Akhirnya, Luna beranjak untuk menyusul. Memang sudah tugasnya untuk menyapa Gio dan menanyakan kebutuhannya di setiap pagi, jadi dia tak perlu khawatir Jayden akan curiga dengan tingkahnya. Kata Gio, sementara ini, jangan sampai ada yang tahu hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanficKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...