Saat jadi mahasiswa dulu, Gio memang hafal betul bagaimana sifat Luna yang moody, ngambekan, dan manja padanya. Tapi, dia kira, semua sifat itu sudah berubah seiring mereka bertumbuh dewasa. Rupanya belum bagi Luna, dia masih Luna yang sama. Luna yang selalu membuat Gio serba salah.Pekerjaan Gio terbengkalai sejak Luna di rumah sakit, progresnya mandek, dan yang paling parah timeline pendirian Geena ini jadi berantakan. Suasana semakin parah ketika Jumat kemarin, Gio tiba-tiba meninggalkan meeting penting tanpa penjelasan apapun. Tentu saja Danu meradang, sampai surat peringatan itu benar-benar sampai di meja kerja Gio.
Surat peringatan itulah yang membuat Gio terpaksa harus meninggalkan Luna saat pemeriksaan dengan kepolisian. Dia tak bisa ambil risiko lagi dengan meninggalkan kantor, semuanya sudah terlalu berantakan. Terlebih sekarang Gio tak punya personal assistant, Jayden juga jadi kewalahan harus menangani lebih banyak hal.
Saat tengah meratapi nasibnya yang kena marah oleh Luna, tiba-tiba pintu ruangan terbuka tanpa diketuk. Gio langsung mendongak, dia lihat Vivi di sana. Gio sudah cemas, takut sang Papa ikut di belakang Mamanya, tapi tidak ada siapa-siapa. Beruntunglah.
"Papa nggak ikut kok, nggak usah takut" ujar Vivi sambil kembali menutup pintu ruangan anaknya
"Kirain" balas Gio
"Mama abis dari ruangan Abang, dia curhat banyak tentang ceweknya. Kayaknya bentar lagi Mama mau punya mantu" jelas Vivi sambil berjalan ke arah sofa
Mendengar Gavin yang bercerita tentang pacarnya, tiba-tiba Gio juga jadi terpancing. Akhirnya, dia tinggalkan kursi empuknya itu untuk menyusul sang Mama di sofa. Gio langsung mengambil posisi duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...