48. Rusak

46 8 0
                                    

⚠️Trigger warning⚠️
Violance, self-harm
Please be wise!

"Bisa-bisanya kamu seneng-seneng di sini, tapi Ayah malah nangis-nangis di rumah" lirih Candra penuh intimidasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa-bisanya kamu seneng-seneng di sini, tapi Ayah malah nangis-nangis di rumah" lirih Candra penuh intimidasi

Luna tak paham, tapi seperti dia bisa menebak. Pertemuannya dengan Candra gagal waktu itu karena Candra bilang tiba-tiba salah satu dari anaknya collapse, tebakan Luna itu. Maksud tangis yang Candra maksud itu.

"Itu nggak ada hubungannya sama saya" balas Luna tak kalah lirih

Candra tertawa getir sambil mengikis jarak antara dirinya dan Luna, Luna juga reflek mundur perlahan. Di belakangnya kini ada keluarga Brastama, Luna tidak bisa membiarkan Candra bertemu mereka, apalagi Bundanya. Walaupun tubuhnya mulai bergetar, Luna harus bertahan.

"Kalau waktu itu kamu mau maafin Ayah dan ngasih uang buat pengobatan, Laura nggak akan pergi. Jadi, jelas ini salah kamu" ujar Candra lirih

Luna tak terima, tapi dia juga gemetar saat tangan Candra tiba-tiba mulai menyentuh pipinya. Kaki Luna reflek semakin mundur, tapi tangan Candra malah berpindah mencengkeram lengan Luna.

"Lepas!" lirih Luna

"Kamu harus tahu rasanya jadi Laura!"

PLAKK!!

Sebuah tamparan melayang di pipi Luna, keras sekali sampai Luna oleng dan hampir terjatuh. Suaranya juga keras, membuat namanya tiba-tiba dipanggil dari belakang beramaian. Luna gagal, Luna gagal melindungi mereka, sekarang Bundanya sudah berdiri di depan Luna menjadi tameng.

"Ngapain lagi kamu ke sini?" tanya Tari penuh penekanan

"Kebetulan banget ya ada kamu" jawab Candra senang

"Bunda, udah. Bunda jangan di sini!" ujar Luna sambil menarik tangan Seruni

"Lepasin tangan anak saya!" tegas Seruni

"Nggak akan, karena dia yang udah buat anak saya pergi" balas Candra

"Tolong lepasin!" sergah Gio mulai maju

Senyum Candra tiba-tiba semakin merekah, "Ini pacar kamu, Lun? Wah, lengkap ya di sini"

"Mas Gio, mundur!" titah Luna penuh penekanan

"Silakan anda pergi, sebelum saya panggil security di sini" ujar Gio tenang

"Mas Gio!" pekik Luna

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang