42. Pacar Beneran

37 7 0
                                    

Apa dan bagaimana trauma Luna dimulai? Jika menjawab sejak Rey melukainya, maka salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa dan bagaimana trauma Luna dimulai? Jika menjawab sejak Rey melukainya, maka salah. Karena sesungguhnya, Rey hanyalah memperparah luka yang lebih dulu tercipta dalam diri Luna. Orang pertama yang menyebabkan luka itu ialah ayahnya sendiri. Sosok yang katanya menjadi cinta pertama semua anak perempuan itu ternyata malah menjadi luka terdalam pertama.

Insomnia Luna kembali lagi, semalaman tidak tidur sama sekali dia. Kepalanya berat sekali, bahkan rasanya pijakan kakinya bergoyang seiring dia berdiri. Sudah sekian lama Luna kembali tidur dengan baik, dan sekarang masa sulitnya kembali lagi.

Biar pusing pun Luna tetap harus beraktivitas, tetap harus mandi dan bersiap-siap untuk ke kantor. Suasana kantor belum membaik seiring penangkapan pelaku penggelapan dana itu, karena Gio akhirnya bersih-bersih ke seluruh bagian kantor. Bahkan Geneva Group dibawah kepemimpinan Danu juga melakukan bersih-bersih. Belum lagi proses pidana pada pelaku yang sudah mengaku itu akan dilanjutkan hari ini.

Suara ponsel bergetar milik Luna itu membuat langkah Luna lebih cepat dari pintu kamar mandi. Dia baru saja selesai mandi, di kepalanya masih ada handuk yang digunakan untuk mengeringkan rambut, di tubuhnya juga dilapisi jubah mandi berbahan handuk.

Senyum Luna langsung mengembang saat mendapati siapa yang menelfonnya sepagi ini, ya siapa lagi kalau bukan atasan plus kekasihnya. Semalam, Gio inginkan Luna menginap di sana, tapi Luna terlalu buruk kondisinya, dia ingin sendirian. Jadi, Luna terpaksa menggunakan Bundanya sebagai alasan.

"Halo" sapa Luna lebih dulu

"Morning"

"Morning"

Terdengar suara tawa ringan Gio dari ujung telefon, "Udah siap?"

"Baru selesai mandi"

"Sama kalau gitu. Aku jemput ya?"

"Tumben"

Gio tertawa lagi, "Kenapa sih? Pacar sendiri mau jemput dibilang tumben"

Luna membalasnya dengan tawa ringan, "Ya udah, iya"

"Lemes banget sih kamu?"

"Aku masih ngantuk"

"Hm, emang cewek satu ini kalau udah urusannya sama tidur susah banget"

Luna tertawa pelan saja, Gio tak tahu kalau penyebab semua ini bukan karena Luna biasanya yang berat meninggalkan kasur, tapi karena Luna yang tak berhasil memejamkan matanya barang sedetik saja semalaman.

"Aku ganti baju dulu bentar, terus jalan ke sana ya?"

"Iya, sayang. Hati-hati ya?"

"I love you"

"I love you more"

Sejak masalah yang terjadi di kantor, Gio memang jadi lebih lunak perasaannya. Perlakuannya jauh lebih manis pada Luna, perhatian dan kelembutan yang dulu Luna idam-idamkan kini benar-benar Gio lakukan.

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang