15. Bali

46 12 0
                                    

Bukan bermaksud tidak mengakui, tapi Gio belum punya hak untuk cemburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan bermaksud tidak mengakui, tapi Gio belum punya hak untuk cemburu. Iya, dia cemburu, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Luna bukan siapa-siapanya, jadi dia tak mau bersikap berlebihan yang bisa membuat Luna menjauh darinya. Gio hanya bisa menahan.

Termasuk menahan saat melihat pemandangan indah di depannya kini, dimana seorang laki-laki tampak tengah mengusap rambut perempuan di sampingnya. Dan di depan mereka sekarang ada matahari yang akan terbenam di ujung lautan.

Ya, itu Jayden dan Luna dengan pemandangan pantai dan matahari terbenam yang Luna sukai. Gio masih ingat, masih ingat semua tentang Luna, tidak ada yang dia lupakan sedikitpun, termasuk bagaimana mengembalikan suasana hati gadis itu saat sedang buruk. Ya begini caranya, membawanya ke pantai untuk menyaksikan matahari terbenam.

Luna lebih suka matahari terbenam, padahal namanya berarti terbitnya matahari. Katanya, matahari terbenam itu tanda bahwa harinya telah berlalu, waktunya istirahat tiba. Masalahnya seharian bisa dia urus besok lagi, yang penting begitu matahari terbenam, dia bisa istirahat sejenak.

Gio menghela nafas berat, dia memilih berbalik badan dan kembali ke kamarnya. Dia takut hatinya semakin sakit jika melihat adegan-adegan lain yang tak ingin dia lihat.

*****

"Kita mulai temenan dari SMA, tapi sempat lama pisah pas gue kuliah di Aussie" ujar Jayden pelan

"Oh ya? Lo kuliah di sana, Bang?" balas Luna

Jayden mengangguk pelan, "Tadinya sih kita berdua yang mau kuliah di sana, tapi Om Danu ngelarang Gio, karena dia pengen Gio belajar bisnis di perusahaan mereka. Sebenarnya nggak ngelarang sih, Om Danu lebih ke nyaranin aja ke Gio, dan ternyata Gio setuju"

Luna mengangguk-angguk, "Pak Danu sama Bu Vivi nggak pernah ngelarang anaknya mau ngapain aja, keren deh. Biasanya kalau punya perusahaan turun-temurun tuh anaknya suka dipaksa ikut ngurus"

"Om Danu sama Tante Vivi nggak gitu sih, dari kecil, anak-anaknya diajarin milih mau hidup yang gimana, mereka cuma ngarahin dan ngasih saran-saran aja. Lo bisa lihat si Vieve, dia nggak tertarik ngurusin perusahaan sedikitpun. Dia milih ngisi kegiatan di luar kuliahnya dengan nyanyi di kafe-kafe, bahkan kadang diundang buat nyanyi di acara kampusnya atau kampus orang lain" jelas Jayden

Senyum Luna mengembang, "Vieve emang keren sih, cuma agak cerewet aja. Gue capek ngobrol sama dia, berasa energi gue terserap ke dia semua"

"Yes, beda sama Abangnya. Vieve juga anak Om Danu dan Tante Vivi yang paling banyak tingkah, paling sering dihukum, tapi paling disayang juga sih"

"Iya, kemarin dia banyak cerita. Bahkan ngikut Pak Gio ke kantor tuh juga karena dia lagi dihukum di rumah"

"Oh ya?"

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang