32. Night Date

46 11 0
                                    

Padahal niat Gio hanya agar Luna paham akan sikapnya ke depan dan tidak menganggapnya berlebihan, tapi Gio malah berakhir merutuki diri sendiri di kamarnya malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal niat Gio hanya agar Luna paham akan sikapnya ke depan dan tidak menganggapnya berlebihan, tapi Gio malah berakhir merutuki diri sendiri di kamarnya malam ini. Pesan panjang yang dia kirimkan itu sudah berlalu setidaknya 7 jam yang lalu, tapi rasa malunya masih membekas sampai sekarang.

Andai saja tadi respon Luna tidak begitu, pasti dia akan turuti kemauan gadis itu untuk bertemu sejenak sebagai sepasang kekasih di mobil yang tersembunyi. Tapi respon Luna malah membuat Gio malu, malu semalu-malunya. Kalau waktu itu Luna salah sasaran dengan mengerjai Gio dengan menggunakan Daniel, kali ini Gio yang salah sasaran dengan mengajak orang seperti Luna bicara serius.

Sebenarnya ada satu untungnya sih, karena Luna benar-benar mengubah sikapnya usai Gio berkata demikian. Dia benar-benar memposisikan dirinya sebagai personal assistant Gio selama di kantor, bahkan saat di dalam ruangan mereka hanya berdua. Luna juga mengabari Gio kalau dia akan mampir dulu ke kafe Dara sebelum pulang ke rumah sore tadi. Barusan juga Luna mengabari Gio kalau dia sudah akan pergi dari kafe Dara.

Dari semua pesan itu, tidak ada yang sanggup Gio balas. Dia terlalu malu di hadapan Luna, malu sekali. Rasanya Gio ingin menggigit dirinya sendiri saking malunya. Andai Luna tahu sekeras apa Gio berusaha membunuh gengsinya, tapi bukannya karena Luna tahu jadi dia bereaksi begitu?

Ah, sudahlah, perut Gio terlalu lapar untuk memikirkan hal kurang penting itu. Dia mengecek layar kunci ponselnya, sudah jam 7 lebih, lebih baik Gio mulai berpikir akan makan malam apa. Jadi, dia keluar dari kamarnya dengan santai, tapi dia malah mendengar pintu unitnya dibuka dari luar. Buru-buru Gio menghampiri pintu utama dan malah menemukan Luna di sana.

"Mas Gio" seru Luna terkejut

"Kamu ngapain?" balas Gio

"Ih, kamu nggak bales chat aku sama sekali dari tadi, kan aku takut kamu kenapa-napa. Katanya aku harus ngabarin, tapi kamunya malah nggak ngabarin sama sekali" oceh Luna

"Maaf" lirih Gio

"Masih malu ya?"

"Luna"

Tawa Luna berderai pelan. Dia tidak ingin menggoda Gio malam ini, karena dia sedang tidak mau membuat Gio kesal. Kedatangan Luna malam itu sengaja karena dia ingin merasakan 'sayang' yang Gio katakan tadi siang secara langsung.

"Udah makan?" tanya Luna

"Belum" jawab Gio

Luna mengulurkan tangannya ke arah Gio, "Ayo, keluar! Aku juga belum makan"

"Mau makan di luar?"

Luna mengangguk pelan.

"Aku ambil jaket dulu"

"Ih, tanganku dipegang dulu!" rengek Luna

Gio menunjukkan senyum tipisnya sambil meraih tangan Luna yang terulur ke arahnya, lalu dia bawa gadis itu ke kamarnya. Gio cukup senang bagaimana Luna tidak melanjutkan bahasan mereka tadi siang, jadi Gio bisa sejenak melupakannya.

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang