Ternyata, punya pengalaman bekerja selama sebulan di Geneva Group tak berhasil membuat Luna mendapatkan jalan mudah untuk masuk ke sebuah perusahaan. Sudah tak terhitung berapa banyak perusahaan yang Luna kirimi lamaran pekerjaan, semuanya belum memperlihatkan tanda-tanda akan menerimanya.
Sudah dua minggu Luna mengupayakan segalanya agar punya penghasilan tetap lagi. Sudah dua minggu pula Luna menahan rindu. Sejujurnya, Luna benci mengakui itu, tapi fakta bahwa hampir tiap malam dia sulit tidur karena terbayang wajahnya itu sulit ditepis.
Apalagi saat dua minggu yang lalu Luna tak sengaja melihat Gio di kos lamanya, laki-laki itu tampak frustasi, bahkan sampai kehilangan kendali. Luna tidak menyangka Gio akan mengejarnya segitunya. Luna tak menyangka Gio mencarinya untuk kedua kalinya.
Luna menghela nafas berat seusai membaca surel yang baru masuk, dia ditolak lagi. Sudah tak terhitung keberapa kalinya, Luna tak sanggup menghitungnya. Yang ada, sekarang dia meratapi jumlah saldo rekeningnya yang menipis. Uang pesangon dan gaji juga bisa habis jika Luna tak punya pemasukan tetap.
"Gue lihat Gio beberapa kali ke daerah ini" ujar Dara sambil meletakkan segelas es teh di meja Luna
Luna sedikit mengubah posisi tangannya agar gelas itu bisa dia pindah sedikit ke tengah meja, "Lo ketemu?"
Dara yang barusan duduk di seberang Luna itu menggeleng, "Gue cuma lihat, kayaknya dia masih nyari lo"
Luna terdiam. Dia cukup terkejut saat tahu Gio masih suka ke daerah itu untuk mencarinya. Kos lama Luna memang tak jauh dari sana, mungkin Gio mengira Luna tidak pindah jauh. Namun, Luna kira, Gio sudah menyerah.
"Kata gue, kalian cuma kurang komunikasi, Lun" ujar Dara menambahkan
"Maksudnya?"
"Kalau lo mau mulai komunikasi, bicarain apa yang buat lo nggak mau sama dia, gue yakin kalian akan nemuin solusi yang sama-sama enak, nggak malah main petak umpet kayak gini" jelas Dara
"Gio nggak segampang itu ngalah, Dar. Dia kalau udah punya keinginan, nggak akan bisa ditentang" balas Luna
"Ya udah, itu artinya dia tahu risiko dari keinginan dia, itu juga artinya dia siap dan bisa nerima lo apapun keadaannya" sergah Dara
"Dara"
"Apa? Ini nggak segampang yang gue pikir? Iya? Ya kalau gitu kenapa nggak lo hadepin aja? Nggak gampang bukan berarti nggak bisa, kan?" sergah Dara lagi
Selain selalu ditolak perusahaan, komunikasi Luna dengan Dara pun akhir-akhir ini berbeda. Mereka yang awalnya niat saling bercerita satu sama lain malah berujung berdebat. Dara selalu inginkan Luna untuk maju, menghadapi segalanya di depan, bukan malah menghindar dari kenyataan.
Namun, Luna punya perspektif sendiri. Dia tahu kalau ini hidupnya, tapi kehadirannya di dunia ini juga menciptakan sebuah hubungan dengan makhluk lain. Luna tidak bisa egois, walaupun sekarang pun posisinya dia sudah egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanficKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...