Selamat pagi dari rumah keluarga Brastama yang pagi-pagi sudah dihebohkan dengan tingkah si bungsu. Vieve melepaskan kucing kesayangannya di taman belakang, lantas kucing itu berlari kesana-kemari sampai merusak tanaman kesayangan Vivi. Yang paling membuat geram adalah Vieve tidak berusaha mencegahnya, bukan tak berusaha, hanya Vieve teledor dalam menjaga kucing itu.
Emosi Vivi terpacu sampai seisi rumah datang menghampirinya ke taman belakang, semua juga terkejut melihat keadaan tanamannya, karena semua juga tahu bagaimana sayangnya Vivi pada tanaman itu. Vieve sudah mencicit takut sambil menggendong kucingnya, padahal hukumannya yang lama sudah akan berakhir, tapi hukuman lainnya sudah menunggu.
"Ve, kan Mama udah bilang, jangan dilepas di sini! Kamu denger nggak sih kalau Mama ngomong?" omel Vivi dengan nada tinggi
"Mama, sorry" cicit Vieve takut
"Aduh, pusing banget aku, Pa. Anak kamu tuh" ujar Vivi sambil meninggalkan keramaian untuk masuk ke rumah
Danu menghela nafas berat, dia tatap deretan pot tanaman yang pecah di hadapannya. Lalu, dia beralih menatap si bungsu yang menunduk takut sambil menggendong kucingnya yang tak merasa bersalah.
"Kamu mau dihukum apa kali ini, Dek?" tanya Danu pasrah
"Papa" cicit Vieve sambil melengkungkan bibirnya ke bawah
"Papa sampai kehabisan ide loh buat hukum kamu, keseringan kamu ceroboh kayak gini. Kalau mau ngelakuin apa-apa itu dipikir dulu. Mama udah berkali-kali bilang, jangan lepas si Pin di sini! Kamu tinggal nurut aja kok, sesusah itu, Dek?" omel Danu dengan nada bicara yang sudah sangat lelah sekali menghadapi Vieve
"Maaf" cicit Vieve takut
"Karena hukuman kamu yang lama masih berlaku, jadi Papa tambahin aja. Credit card kamu Papa tahan seminggu, nggak boleh kemana-mana sendirian, dan ini beresin tanaman Mama" jelas Danu yang kemudian pergi meninggalkan taman belakang
Sekarang, di taman itu tersisa Vieve, Gio, dan Gavin. Gavin sudah berpakaian rapih siap ke kantor, sedangkan Gio sudah mandi hanya belum berpakaian rapih saja. Vieve sedang menatap kedua kakaknya untuk memilih siapa yang akan jadi tumbalnya.
"Abang mau meeting di luar sampai sore, jadi ke kantor cuma absen" ujar Gavin sebelum ditanya
"Bang Gio" pinta Vieve dengan nada memelas
"Kamu nggak kuliah?" tanya Gio ketus
"Kan lagi libur semester, Bang" jawab Vieve
Gio menghela nafas berat, "10 menit. Lebih dari itu Abang tinggal"
Gio langsung meninggalkan taman belakang usai mengatakan itu, Gavin juga menyusul meninggalkan Vieve. Tumbal yang Vieve maksud itu adalah orang yang bisa menyelamatkannya dari rumah ini, karena jika Vieve tidak pergi seharian, pasti dia akan terus menerima omelan dari Vivi atau Danu. Vieve tidak suka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...