Pagi ini dimulai dari hal yang sama, Luna yang menyiapkan sarapan Gio dan Luna yang memasangkan dasi di leher Gio. Bahkan Luna juga menata rambut Gio sekarang. Tapi tidak ada peluk, Luna bersyukur dengan sikap Gio yang benar-benar seperti atasan, walaupun sekarang jadi lebih banyak tersenyum.
Pekerjaan Luna hari ini cukup padat, karena besok adalah jadwal keberangkatan mereka ke Bali. Salah satu calon investor Geena berasal dari sana, jadi mereka mengajak bertemu di sana pula. Selain itu, Gio juga dititipi tugas oleh Danu untuk mengecek pusat perbelanjaan sekaligus hotel mereka di sana.
Semua itu sudah Luna susun rapih dalam jadwal Gio agar tidak terlalu padat, akomodasi seperti hotel dan kendaraan juga sudah Luna siapkan semuanya dengan rapih. Bukan hanya milik Gio, tapi juga miliknya dan Jayden. Mereka akan ke Bali bertiga.
"Bang Jay, is it fine?" tanya Luna sambil memutar komputernya ke arah Jayden
Jayden mengernyit, lalu maju untuk mendekat. Dia membaca tabel yang Luna tunjukkan sambil mengangguk-angguk. "5 hari banget, Lun?"
"Hm, Bu Vivi yang minta, katanya biar Pak Gio bisa sekalian liburan" balas Luna
"Okay sih"
"Lo kalau mau balik duluan nggak apa-apa, Bang, nanti gue bisa atur tiketnya" ujar Luna
"Nggak usah, 5 hari nggak masalah, lagian udah lo urus kan surat tugasnya?"
"Udah, tinggal tanda tangan Pak Danu aja"
"Ya udah, nggak masalah kok. Lagian paling dari 5 hari itu cuma sehari kan Gio bisa santai?" tanya Jayden
Luna mengangguk, "Honestly, yes. Hari pertama, karena baru landing, kita istirahat dulu di hotel. Hari kedua baru ketemu sama perwakilan dari 127 Company. Hari ketiga cek cabang mall dan hotel, hari keempat free, hari kelima pulang"
"Yah, lumayanlah, cari hotelnya yang bagus, biar nggak spaneng"
"Iya, ini best view kok hotelnya, langsung lihat pantai"
"Okay, good"
Setelah mendapatkan tanggapan positif dari Jayden, barulah Luna berani mengirimkan jadwal itu ke Gio melalui surel. Selama Luna kerja, Jayden memang menjadi mata pertamanya, semua yang Luna lakukan berhubungan dengan kantor itu harus melalui persetujuan Jayden dulu. Padahal tidak ada peraturan begitu, hanya Luna merasa tenang saja kalau Jayden sudah setuju.
"Flight jam berapa sih besok?" tanya Jayden yang kembali ke Luna lagi setelah fokus pada komputernya beberapa saat
"Jam 10 pagi sih, biar agak santai berangkatnya, biar sampai sana masih terang juga" jawab Luna
Jayden mengangguk pelan, "Kirimin alamat lo dong, besok gue jemput"
Luna terperangah, "Nggak usah, Bang, ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...