17. Korban

50 10 0
                                    

Nafas terhela lega selega-leganya saat akhirnya tiba di hari terakhir mereka di Bali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nafas terhela lega selega-leganya saat akhirnya tiba di hari terakhir mereka di Bali. Kemarin tidak banyak yang terjadi, karena Luna seharian tidur di kamar karena tubuhnya benar-benar lelah dan tidak nyaman. Bahkan dia tidak bertemu Gio sama sekali, hanya beberapa kali Jayden yang datang mengantarkan makanan untuk Luna

Hari ini, Luna sudah lebih baik, meskipun masih sedikit pusing, tapi dia sudah bisa meninggalkan kasurnya untuk mendatangi kamar Gio. Niatnya, Luna ingin membantu Gio bila diperlukan untuk persiapan pulangnya, tapi Gio malah keluar kamar dalam posisi siap sesaat setelah Luna mengetuknya.

"Bapak udah siap? Makan siang dulu, kan?" tanya Luna ceria

Gio hanya mengangguk pelan, tanpa berniat menjawab ucapan Luna itu dengan kalimat. Bahkan kini Gio sudah melewati Luna sambil mendorong kopernya. Luna sejenak terhenyak, sepertinya ada yang salah lagi dari Gio.

Kemarin, kalau Gio sedang begini, Luna harus memanggilnya dengan nama lain yang Gio sukai. Tapi, sekarang Luna tidak bisa melakukannya. Sudah cukup dia membuat Gio jatuh, sekarang dia harus menahannya.

Di resto hotel, Jayden sudah menunggu dengan meja yang sudah penuh dengan makanan. Gio secara alami bergabung, Luna juga turut bergabung. Momen makan bersama ini memang baru terjadi saat mereka di Bali, sebelumnya paling Jayden dengan Luna saja.

"Masih mabuk lo?" tanya Jayden

Gio menggeleng sambil menarik piringnya supaya mendekat, sama seperti pertanyaan Luna tadi, Gio tidak berniat menjawabnya dengan kalimat.

"Lo sakit juga, Gi? Atau sariawan?" tanya Jayden lagi

"Nggak" jawab Gio singkat

"Oh, kirain" balas Jayden

Luna masih memperhatikan kedua lelaki di depannya, Jayden juga tampak bingung menghadapi Gio yang tiba-tiba diam seribu bahasa ini. Seperti bukan Gio, rasanya Luna juga tak pernah menghadapi Gio yang begini di masa lalu.

"Oh ya, gue udah kirim notes evaluasi lo ke Om Danu, beliau bilang good job ke lo. Katanya, mungkin kalau lo nggak ngomong, beliau nggak akan notice" imbuh Jayden

Lagi-lagi Gio hanya mengangguk seadanya, dia kembali fokus ke makanan tanpa berniat berkata apapun hingga membuat suasana mereka bertiga itu kaku.

Usai makan siang, mereka langsung menuju ke Bandara dan melakukan check-in seperti biasa. Lalu, tak menunggu lama, pesawat mereka terbang kembali ke Jakarta.

Suasana masih benar-benar sama sampai mereka tiba di Jakarta, Gio tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, jawaban dari setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya hanya berupa gestur menggeleng atau mengangguk.

"Gue anter aja sekalian ya, Lun" ujar Jayden saat mereka berjalan beriringan di pintu kedatangan

"Nggak usah, Bang. Gue dijemput sama temen, kita mau langsung jalan" balas Luna

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang