⚠️Trigger Warning⚠️
Sexual harassment
Please be wise!
Jam 8 tadi Gio sudah sampai di kantor, sudah menikmati sarapannya sesuai pesannya. Dan kini, dia tengah bersiap-siap untuk ke resto semalam, karena Gavin bilang dia bisa ke sana sekarang.
Sebenarnya, Gio punya banyak urusan yang harus dia selesaikan. Tapi, kata Luna, dia masih punya waktu sebelum ke meeting selanjutnya. Jadilah sekarang Gio melepas jas kerjanya dan menyampirkannya ke kursi. Dia hanya membawa ponsel dan dompetnya, serta kunci mobilnya.
Dia berjalan cepat keluar dari ruangannya sambil mengabari Gavin. Langkah buru-buru Gio itulah yang membuat dua orang yang bekerja di depan ruangannya tersentak kaget sampai berdiri secara kompak.
"Pak, Bapak mau kemana?" tanya Luna langsung
Gio menghentikan langkahnya, menatap Luna tanpa arti. "Ada urusan sebentar, kamu nggak perlu ikut"
"Ada jadwal laporan sama Pak Danu, Gi. Lo lupa?" sahut Jayden cepat
"Gue balik secepatnya" ujar Gio yang langsung melanjutkan langkah
Jayden menghela nafas berat, dia tidak bisa menebak apa urusan yang Gio maksud. Karena selama dia bekerja, Gio tidak pernah asal keluar begini di tengah-tengah jam kerja. Ini kalau Danu tahu, pasti Gio sudah kena tegur.
Sedangkan Gio, tidak menganggapnya sebagai ancaman. Karena dia punya Gavin hari ini, Gavin selalu punya cara untuk mengelabui Danu. Bukan dalam hal negatif, setidaknya menghindarkan mereka berdua dari hukuman sang Ayah.
Mobil Gio melaju cepat ke resto itu, dia sampai di sana bersamaan dengan Gavin yang ternyata membawa Vieve, si bungsu. Gio langsung menghela nafas berat, padahal Gavin tahu kalau ini bukan main-main, tapi dia malah asal bawa adiknya.
"Halo, Abang number two. Abang lama banget nggak ke rumah, Ve kangen, tahu?" seru Vieve langsung memeluk Gio senang
"Iya" jawab Gio malas
Vieve melepaskan pelukannya dari sang Kakak, dia langsung mengeluarkan ekspresi cemberut andalannya. Padahal Vieve ini penuh kasih sayang, tapi Gio selalu menanggapinya biasa saja, tanpa ekspresi atau gairah.
"Bang" panggil Gio ingin mengajukan protes
"Mobil Ve masuk bengkel, abis nabrak kemarin, terus Papa kasih hukuman dia nggak boleh kemana-mana sendirian selama seminggu. Jadi, kalau nggak sama Mama ya sama supir, cuma Mama hari ini lagi arisan dan supir nganterin. Terus si bocil ini nelfon gue, katanya bosen di rumah. Ya udah, gue bawa aja" jelas Gavin
Gio langsung mengernyit sambil menatap Vieve tajam, sedangkan tatapan tajam Gio itu dibalas cengiran tak bersalah dari perempuan itu. Di antara tiga bersaudara itu, Vieve memang yang paling ceroboh. Sampai Danu dan Vivi bosan mendengar ulah Vieve yang ada-ada saja setiap harinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/367326428-288-k425775.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...