Gio langsung beranjak dari kasur dengan penuh semangat, dia memang sengaja mengosongkan hari ini khusus untuk menemani Luna seharian. Toh, dia sudah mengatur rencana untuk urusan kantor. Laporan tentang penemuannya terkait Nadhira sudah dia serahkan pada Danu semua dan sekarang tinggal tangan kanan kirinya Danu yang beraksi.
Usai siap dengan jaket kulitnya, Gio langsung mematikan semua lampu yang masih menyala dan pergi begitu saja. Dia harus segera, Luna sudah bersedia ditemui, artinya Gio harus memanfaatkan itu untuk menjelaskan segalanya. Bahkan Gio melupakan rambutnya yang masih sedikit basah karena baru selesai mandi.
Jalanan pagi itu ramai sekali, karena berbarengan dengan jam berangkat kantor. Dan keramaian itu membuat Gio panik, jarinya tak berhenti mengetuk kemudi sambil menggigit bibir. Sesekali juga Gio membuka ponselnya, memastikan jika memang Luna tidak berubah pikiran. Sengaja Gio tidak mengirimkan pesan apapun lagi, karena dia takut Luna menanggapinya dengan sesuatu yang tidak dia harapkan.
Hampir satu jam di perjalanan, akhirnya Gio sampai juga di rumah Luna. Sayangnya, ponsel Gio bergetar sesaat setelah dia mematikan mesin mobilnya. Gio berdecak kencang sambil meraih ponsel itu dan melangkah keluar dari mobil. Yang menelfonnya itu Danu, Gio harus mengangkatnya. Tapi dia juga sudah sampai di depan rumah Luna, harus segera juga menemui Luna.
Akhirnya, Gio melangkah ke teras rumah itu sambil menjawab telefon. Dia dengarkan semua penjelasan Danu yang seketika membuat lututnya melemas. Ini sebuah cerita lengkap, cerita lengkap yang Gio sendiri baru tahu.
"Terus Papa mau ambil keputusan gimana?" tanya Gio lemas
Langkah Gio terhenti di teras rumah Luna, matanya memejam sambil mendengar lagi penjelasan Danu. Di saat itu, Luna tiba-tiba keluar dari rumah dengan wajah sembabnya, Gio langsung membuka matanya dan menghela nafas lega.
"Tapi, Pa, apapun yang terjadi di masa lalu, tetap dia bersalah saat ini, kan? Terserah Papa mau ambil keputusan gimana, tapi aku tetep nggak terima kalau dia dan antek-anteknya masih berkeliaran di bawah kepemimpinanku"
Selesai. Gio yang mengakhiri panggilan karena harus segera fokus pada Luna. Dia menyimpan ponselnya dalam saku lagi dan langsung meraih tubuh Luna untuk dipeluknya. Luna tidak menolak, dia malah nyaman dan membalas pelukan itu tak kalah hangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...