23. Siuman

57 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya Dara baru saja melakukan kesalahan, harusnya dia bisa lebih ringan dalam membahasakan kabar yang dia sampaikan pada Gio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya Dara baru saja melakukan kesalahan, harusnya dia bisa lebih ringan dalam membahasakan kabar yang dia sampaikan pada Gio. Sehingga sekarang Dara tak perlu ternganga melihat Gio berlarian penuh keringat di lorong rumah sakit. Pakaian Gio masih rapih sekali, jas kerja dan dasinya masih di sana. Dara berasumsi kalau Gio meninggalkan pekerjaannya hanya untuk datang ke sini.

Luna memang sudah siuman, tapi kondisinya sesuai dengan yang dokter sampaikan sebelumnya. Luna kehilangan suaranya dan dia juga kesulitan untuk mengucapkan beberapa kata karena rasa sakit di pita suaranya. Selebihnya kondisi Luna baik, tadi hanya minim respon karena Luna terlalu lama tak sadarkan diri.

"Kenapa? Gimana sekarang?" tanya Gio panik begitu sampai di depan Dara

"Nggak apa-apa kok, tadi cuma karena baru siuman aja setelah lama nggak sadar, jadi Luna nggak respon" jelas Dara berusaha menenangkan

Gio berusaha menetralkan nafasnya, dia berlari begitu kencang dari parkiran ke bangsal itu yang lumayan jauh. Tadi juga Gio langsung meninggalkan ruang meeting saat Dara sampaikan kabar Luna. Gio tak peduli dengan apapun selain Luna sekarang.

"Tante Tari di dalam?" tanya Gio pelan

"Iya, tapi lo kalau mau masuk, masuk aja nggak apa-apa" jawab Dara

Usai nafasnya kembali normal, Gio hanya bergeser sedikit ke dekat pintu ruangan itu. Dia hanya melihat sedikit dari kaca kecil di sana, tak berniat masuk atau mengganggu kebersamaan ibu dan anak itu.

Luna tampak terus menatap Tari yang tengah bicara, sesekali bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi tak sedikitpun mulutnya terbuka untuk bicara. Dalam hati, Gio menghela nafas lega, akhirnya dia bisa lihat senyum itu lagi, walaupun masih butuh waktu untuk bisa dengarkan suara gadis itu.

"Mas" panggil Dara

Gio menoleh langsung.

"Tadi, perawat bilang, Luna udah bisa dipindah ke ruang rawat biasa, tapi butuh persetujuan walinya. Ternyata di data, yang jadi walinya lo ya? Jadi, butuh persetujuan lo" ujar Dara

Gio mengangguk pelan, "Gue ke konter jaga dulu"

"Nggak mau ketemu Luna dulu?"

"Nanti aja"

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang