40. Bohong

41 8 0
                                    

Semakin malam, kepala Gio semakin berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin malam, kepala Gio semakin berat. Akhirnya, dia memutuskan menyelesaikan pekerjaannya itu di pukul sebelas malam. Itupun sudah pukul sebelas lebih, hampir tengah malam. Gio bahkan belum sempat mengisi perutnya untuk makan malam ini. Mana sempat dia, minum pun kalau tidak disandingkan mungkin akan lupa.

Suasana kantor sudah benar-benar sepi, bahkan lampu yang menyala pun tinggal beberapa. Biasanya jam segini, operasi lift pun sudah dimatikan. Tapi, tadi Gio sempat menghubungi satpam kalau dirinya masih ada di ruangan dan meminta untuk jangan dimatikan dulu liftnya. Alhasil, sekarang Gio berada di dalam kotak besi itu yang membawanya turun ke basement parkir.

Sejenak Gio memejamkan mata sambil menyandarkan tubuh di dinding besi itu, dia masih tak menyangka hal semacam ini akan menimpa dirinya bahkan sebelum bisnisnya berhasil dibuka. Ujiannya banyak sekali di bisnis pertamanya ini, Gio menyadari kalau dirinya memang masih minim sekali akan pengalaman.

Suara dentingan membuka mata Gio sekaligus menegakkan berdirinya, lantas pintu besi itu otomatis terbuka. Niatnya Gio mau melangkah biasa, tapi seorang perempuan berdiri tepat di depan sana membuat langkah Gio terajut ragu.

"Luna?"

Tatapan Luna tajam, datar tapi menyiratkan emosi yang berbeda. Tatapan yang tak jauh beda dari tadi siang, tatapan yang berhasil memunculkan rasa takut dalam diri Gio. Yang kali ini, Gio akui lagi, dirinya yang salah dan Luna berhak marah akan itu.

"Kamu ngapain di sini? Ini udah malam loh" ujar Gio basa-basi, karena sudah dua menit dia berdiri di depan gadis itu, tapi dia tak bersuara sedikitpun

"Mana kunci mobil kamu?" tanya Luna sambil membuka telapak tangannya di depan Gio

"Kenapa? Mau buat apa?" balas Gio balik bertanya

"Mana kunci mobil kamu?" ulang Luna dengan nada bicara yang masih santai

"Lun—"

"Kunci mobil kamu mana?" nada bicara Luna meninggi, sampai Gio terkejut karena baru ini dia dengar Luna membentak

Akhirnya, Gio merogoh saku celananya untuk mengambil kunci mobil. Dia juga langsung menaruhnya di tangan Luna. Gio tahu, maksud Luna begitu karena dia tidak mengizinkan Gio mengemudi di tengah malam ini, tapi bukan berarti Gio juga mengizinkan Luna mengemudi. Ini benar-benar sudah terlalu larut malamnya. Tapi, Gio tak punya pilihan, Lunanya sudah membentak.

Kini Luna sudah mendahului langkahnya menuju parkiran, bahkan masuk ke ruang kemudi mobilnya juga duluan. Gio hanya bisa pasrah masuk ke kursi penumpang di depan. Dia telah membuat kesalahan, jadi dia tak berkutik usai Luna memaksanya.

Suasana dalam mobil itu benar-benar sepi sepanjang perjalanan, bahkan begitu sampai di unit apartemen Gio pun masih saling diam. Luna langsung menuju dapur di sana, mencuci tangannya segera dan membuka kulkas. Padahal Luna belum bertanya apakah Gio sudah makan atau belum, tapi gesturnya memperlihatkan kalau dia akan memasak.

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang