Hari itu berjalan seperti biasa, walaupun ada yang sedikit canggung di antara Gio dan Jayden. Sebenarnya Jayden yang terlihat memberikan batas di antara mereka, sedangkan Gio biasa saja. Entahlah, Gio juga bingung harus menghadapinya bagaimana, dia tidak berpengalaman tentang itu.
Pekerjaan pagi itu dimulai dari Gio yang melakukan visit pada beberapa karyawan di bawahnya, dia memastikan semuanya berprogres dan tidak menemui masalah. Kedatangan Gio ke bilik-bilik karyawan tiap divisi itu tentu menghebohkan, karena pasti dadakan dan tidak dapat diprediksi.
Tapi kedatangannya yang dadakan itu pula yang membuatnya mendengar sesuatu saat akan masuk ke ruangan salah satu divisi. Langkah Gio sampai terhenti, membuat Luna yang berjalan di belakangnya itu hampir menabrak punggung Gio.
"Si bos ganteng udah sold out, nggak nyangka ternyata beneran bakal sama karyawan sendiri"
"Iya ya? Gue kira, anak-anak konglomerat kayak mereka itu nggak akan doyan sama kelas karyawan"
Sedikit Luna terhenyak, meski tidak mengarah ke hal negatif, tapi gosip itu sudah menjadi buah bibir semua orang. Tidak yakin semua orang bisa berpikir positif, bisa jadi sedikit atau banyak di antara mereka yang menuduh Luna tidak-tidak.
"Gosipnya sih emang satu almamater dulu, jadi udah kenal lama"
"Masuk akal sih, tapi nggak menutup kemungkinan juga kan kalau ternyata si ceweknya... Ya lo pahamlah, hubungan si kaya dan si miskin itu apa"
Tiba-tiba Gio melanjutkan langkah tegasnya, langsung masuk ke ruangan sampai membuat semua yang di dalam sana tak berkutik tegang.
"Udah ngobrolnya? Saya butuh laporan progres sekarang" ujar Gio datar
"P-pak Gio, sebentar" sahut si karyawan perempuan kikuk dan langsung kembali ke kursinya
Tidak hanya dua karyawan perempuan di sana yang panik, semua orang di dalam ruangan itu juga mulai ketar-ketir menyiapkan data progres masing-masing.
"Dari siapa yang mau kasih laporan?" tanya Gio tajam
Drama selanjutnya dimulai, satu persatu penanggung jawab di divisi itu mulai memaparkan progres mereka. Dan ternyata, berantakan, rahang Gio sampai mengeras dan membanting sebuah map ke meja saat membaca tentang adanya kesalahan input data yang fatal.
Gio semakin menggeram saat ternyata divisi itu juga baru sadar saat Gio menanyakannya. Jelas ini fatal, karena artinya mereka harus merombak semuanya, mencari yang salah dan langsung memperbaikinya. Jika tidak segera diperbaiki, data-data yang baru masuk juga sudah pasti akan salah.
"Kapan saya bisa terima laporan kalau masalah ini beres?" tanya Gio tajam
"Besok, Pak. Kami janji selesaikan hari ini" jawab si karyawan laki-laki yang menjadi koordinator divisi
"Okay, tapi bukan berarti tugas kalian hari ini mundur ya?"
"Baik, Pak"
"Kerja tuh kerja aja, nggak usah pakai gosip nggak jelas. Dan satu lagi, kehidupan pribadi saya itu bukan urusan kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...