Ponsel di tangan Luna itu hampir saja lolos saking kagetnya dia. Entah kaget atau apa, tapi Luna bahkan sampai berteriak dan membuat Tari berbondong-bondong lari dari dapur ke meja makan hanya untuk mengecek sang anak.
"Luna, kenapa?" tanya Tari penuh penekanan
"Nggak apa-apa, Bunda. Luna lagi seneng" jawab Luna dengan senyumannya
"Kamu nih, Bunda kaget, tahu?"
Luna hanya nyengir tak bersalah yang membuat Tari semakin menghela nafas berat. Akhirnya, Luna bangkit dari duduknya di kursi makan dan menyodorkan tangan untuk menyalimi sang Bunda. Sudah waktunya dia berangkat.
"Ojeknya udah sampai?" tanya Tari
"Dikit lagi sampai, udah masuk gang depan" jawab Luna
"Hati-hati di jalan ya? Itu bekalnya buat Nak Gio, bukan buat kamu"
"Iya, Bundaku yang paling cantik"
Usai berpamitan, Luna diantar sampai teras oleh Tari. Wanita paruh baya itu terus memperhatikan sampai anak bungsunya naik dengan aman di atas motor bersama seorang laki-laki berjaket hijau. Lalu, dia juga membalas lambaian tangan sang anak kala motor itu jalan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...