06. Peduli

57 12 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Gio langsung mencelos saat dia lihat Luna berbalik badan, rambutnya berantakan, matanya berair, dan yang paling buruk adalah rok selututnya robek di bagian samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Gio langsung mencelos saat dia lihat Luna berbalik badan, rambutnya berantakan, matanya berair, dan yang paling buruk adalah rok selututnya robek di bagian samping. Entah apa yang telah terjadi pada gadis itu, Gio hanya berharap perkiraannya salah.

Gio buru-buru melepaskan jas kerjanya, lalu dia sedikit menunduk untuk memasangnya di pinggang Luna. Namun, Luna beringsut mundur saat itu, dia reflek mendorong bahu Gio sedikit kasar. Membuat Gio melemparkan tatapan tajam padanya.

"Maaf, Pak" cicit Luna

Gio tak peduli, dia lanjutkan mengikat lengan jas kerjanya di pinggang Luna meskipun Luna semakin mundur dan kedua kalinya mendorong bahu Gio. Akhirnya, Gio berdiri tegak, membiarkan jasnya diikat Luna sendiri ke pinggangnya.

"Kamu kenapa?" tanya Gio

"Maaf, Pak. Tolong jangan sentuh saya dulu" balas Luna dengan suara bergetar

Jelas ada yang salah dengan Luna, Gio bisa menebak penyebabnya, tapi dia berharap kalau tebakannya salah. Sejenak Gio mengamati sekitar, memang tidak ada yang aneh atau mencurigakan. Tapi, dia bisa mengurusnya nanti.

"Biar saya yang nyetir, kamu saya anter pulang" ujar Gio dingin

"Nggak usah, Pak. Kita ke apartemen Bapak aja, motor saya kan masih di sana" balas Luna

Gio berdecak pelan, "Kamu masih mau naik motor di saat rok kamu udah robek kayak gini?"

"Saya ada celana di bagasi motor kok, Pak. Tadi kan saya pakai celana, terus ganti pakai rok" jelas Luna

"Ribet, tinggal kasih tahu saya alamat kamu di mana. Saya anter"

"Tapi, Pak Gio—"

"Saya potong gaji kamu kalau ngomong lagi"

Gio langsung jalan ke mobilnya tanpa mempedulikan Luna lagi, membuat Luna tak punya pilihan lain selain mengikuti atasannya itu. Kali ini, Luna yang jadi penumpang. Dan kali ini, untuk pertama kalinya, Luna berbincang sebanyak itu dengan Gio.

Sesuai dengan apa yang Gio katakan, mobilnya berhenti di depan kos Luna. Sedikit Gio terhenyak, tak menyangka kalau Luna tinggal sendirian di kos sederhana itu. Gio kira, tadi dia akan mengantar Luna ke rumahnya.

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang