04. Hari Pertama (Beneran) Kerja

57 12 4
                                    

Luna memang terbiasa bangun pagi, tapi tak pernah dia bangun sebelum matahari terbit begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna memang terbiasa bangun pagi, tapi tak pernah dia bangun sebelum matahari terbit begini. Semalaman dia juga susah tidur, karena memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pastry sebelum jam 6 pagi. Ah, sebenarnya tanpa memikirkan itu pun Luna sudah sulit tidur tiap malam.

Dengan berbekal tidur hanya 2 jam, akhirnya Luna berangkat meninggalkan kosnya di jam 4 pagi. Kendaraan umum ibu kota saja baru beroperasi jam 5 pagi, tapi Luna sudah keluar untuk beraktivitas satu jam sebelumnya.

Sejenak Luna berpikir harus naik apa agar bisa sampai di kafe milik Dara, sampai akhirnya dia mengambil ponsel dan memesan ojek online. Untuk saat ini, itulah satu-satunya cara sederhana untuk sampai di sana. Karena akan buang-buang waktu sekali kalau Luna menunggu sampai transportasi umum ibu kota beroperasi.

Sekitar pukul setengah 5, akhirnya Luna sampai di kafe milik Dara. Dirinya langsung disambut sang sahabat dengan uapan lebar di depan pintu. Luna langsung turun dari motor, mengucapkan terima kasih dan segera menghampiri Dara.

"Morning" sapa Luna berusaha melucu

Dara memutar bola matanya malas, "Mornang morning, ada gila-gilanya ni anak"

"Lo kan tahu hari ini hari pertama gue kerja, ini tugas pertama gue dari Pak Gio. Jadi harus gue kerjakan dengan sungguh-sungguh" sahut Dara

"Ya, terserah lo deh. Itu bentar lagi mateng, ada croissant sama pizza twist"

"Okay, thank you, baby"

Dara mengangkat sudut bibirnya sambil bergidig jijik, lalu dia meninggalkan pintu kafenya untuk masuk ke bagian dalam. Benar-benar belum ada persiapan untuk buka sedikitpun kafe itu, bahkan Luna juga harus menurunkan kursinya sendiri jika mau duduk.

"Lo bikin adonan dari jam berapa deh, Dar?" tanya Luna basa-basi

"Nggak butuh basa-basi, lo pasti udah tahu" jawab Dara ketus

Luna menghela nafas pelan, dia berusaha maklum, lagian perempuan mana lagi yang masih mau menyambutnya di hari segelap ini. Hanya Dara yang mau melakukannya, bahkan menahan kantuk hanya untuk dua potong pastry yang masih fresh.

"Tidur nggak lo semalam?" tanya Dara masih dengan nadanya yang ketus

Luna mengangguk, "Lumayanlah, dua jam"

Dara menghela nafas pelan, "Kata gue, besok-besok lo nggak usah terima tugas kayak gini lagi deh. Ini belum jam kerja lo, kan?"

"Kan dari awal gue udah bilang ke lo, Dar. Jam kerja PA itu fleksibel. Jadi ya ini emang risikonya" jawab Luna santai

"Awas aja lo, jangan ngadu ke gue kalau lo dibegoin sama si Gio Gio itu"

Luna menghela nafas pelan, "Gue udah dibegoin kali. Mau nerima kerjaan jam segini aja gue udah bego, tapi kayaknya emang gue harus bego biar tetep hidup"

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang