64. Tidak Berubah

49 9 0
                                    

Bukan Luna kalau tak berakhir menangis usai dimarahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan Luna kalau tak berakhir menangis usai dimarahi. Padahal Gio hanya memarahinya dengan ringan, lebih mengarah ke nasehat. Tapi tetap saja Luna merasa tersudut, apalagi saat Gio bilang kalau Luna tidak ada berubahnya sejak dulu.

Karena itulah Gio harus berdiri di depan pintu kamar mandi sekarang, Luna sudah menangis lama, Gio juga sudah mencoba memeluknya, tapi tetap saja Luna kabur ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam.

Tidak ada suara aneh di dalam, hanya suara air keran wastafel yang tak kunjung dimatikan. Gio sudah coba mengetuk dan memanggil berkali-kali, tapi tetap tidak ada tanggapan atau jawaban sedikitpun. Sampai Gio tiba-tiba mulai cemas, apalagi saat suara air keran itu terdengar konsisten tanpa ada celah.

"Sayang, buka dong!" ujar Gio sekali lagi sambil mengetuk terus pintunya

Gio menghela nafas berat, ternyata bersama Luna benar-benar melelahkan, tapi tanpa Luna juga Gio berantakan. Padahal maksud Gio bilang Luna tidak berubah itu agar Luna bisa intropeksi diri, seperti apa yang dia lakukan juga. Lihat sekarang, Gio sudah bisa lebih romantis kan? Bahkan Gio sudah enteng sekali memanggil Luna dengan 'sayang' dan sejenisnya.

"Luna" panggil Gio mulai tegas

"Mau sampai kapan kamu di situ? Itu air dibiarin nyala terus nanti tagihannya bengkak, Lun!" tegur Gio hampir habis kesabaran

Tiba-tiba suara air keran itu berhenti, membuat Gio juga ikutan diam. Gio berharap Luna akan membuka pintu kamar mandi itu sekarang, tapi sampai lima menit berlalu, tidak ada sedikitpun tanda-tandanya.

"Kok nggak keluar? Kamu maunya gimana sih, Lun? Aku capek banget ini. Aku baru keluar dari rumah sakit loh, dapet kabar ternyata pacar aku bohong, terus sekarang malah dia yang ngambek kayak gini. Aku capek banget beneran, Saluna"

Setelah mengatakan itu, Gio terdiam lagi di tempat, menanti tanda-tanda pintu akan terbuka. Tapi tidak ada sama sekali sampai lima menit berlalu. Akhirnya Gio melenggang pergi dari sana, dia matikan dulu televisi yang masih menyala sekaligus membereskan sisa makan malam mereka.

Kelelahan Gio malam ini tidak bohong, tubuhnya juga belum pulih benar. Makanya, dia memilih membiarkan saja Luna mau bagaimana, yang penting dia sudah memastikan Luna baik-baik saja karena gadis itu masih bisa mematikan keran.

Saat membuang sampah di dapur, Gio mendengar pintu kamar mandi akhirnya dibuka perlahan. Dia masih bertahan di posisinya, membiarkan Luna yang mencarinya walau pergerakan gadis itu tidak terdengar sama sekali.

"Mas Gio" panggil Luna pelan

"Udah?" sahut Gio

"Mas Gio, sini" lirih Luna

Gio mengernyit dan langsung melangkah ke sana, sepertinya benar terjadi sesuatu dengan Luna sampai membuatnya bertahan di kamar mandi hampir 20 menit lamanya. Begitu sampai di depan kamar mandi, ternyata Luna sudah berdiri cemas di bawah bingkai pintu.

Limitless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang