Namanya Geneva Group.
Sebuah perusahaan raksasa yang telah berdiri hampir 20 tahun lamanya. Kepemimpinannya sudah berganti lima tahun yang lalu sejak pengusungnya meninggal dunia. Artinya, kepemimpinan Geneva Grup sudah memasuki generasi kedua.
Ialah Danudirga Brastama, putra tunggal dari Wirawan Brastama. Keluarga Brastama masih menjadi pemegang saham terbesar di Geneva Group, itulah kenapa kepemimpinannya masih berada di tangan mereka.
Berbeda dengan keluarga konglomerat lainnya yang hanya harmonis di hadapan media, keluarga Brastama justru bisa harmonis di mana saja. Danu dan sang istri berhasil mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, hingga mereka pun bisa saling menyayangi satu sama lain.
Sayangnya, karakter anak-anak mereka berbeda. Si sulung Gavin dengan ambisinya yang membara dalam dunia bisnis. Dirinya langsung berani mengambil langkah untuk membangun bisnisnya sendiri di bawah naungan Geneva Group. Tentu membuat Danu bangga, dia pun mendukungnya secara penuh.
Lalu, si anak tengah yang cenderung plin-plan. Langkahnya selalu dipenuhi keraguan, dirinya selalu mengindar dari beban tanggung jawab. Gio tanpa dipaksa mau bergabung dengan Geneva Group, tapi dirinya juga enggan diberikan tugas kepemimpinan. Danu sendiri bingung mengatasinya, dia tidak memaksa anaknya harus terus bersamanya di Geneva Group, tapi kalau sampai usianya segitu masih tanpa arah pusing juga Danu dibuatnya.
Terakhir si bungsu Vieve, bisa dibilang Vieve ini si bungsu yang kehadirannya tidak direncanakan. Makanya jarak usianya dengan kedua kakaknya lumayan jauh. Biarpun begitu, Vieve adalah anak perempuan satu-satunya dan tentunya kesayangan Danu. Dia masih asyik dengan kehidupannya di perkuliahan, belum menunjukkan minat untuk bergabung ke Geneva Group, karena dirinya malah sibuk mengisi panggung live music di beberapa kafe hits.
Perlahan Danu berusaha menyelesaikan permasalahan anak keduanya, yaitu Gio. Dia berusaha memberikan motivasi pada Gio untuk melakukan gebrakan baru dalam hidupnya. Alot sekali proses pembujukan itu, tapi akhirnya Gio setuju untuk mulai membangun bisnisnya sendiri. Gio memilih fashion brand.
Proses pembangunan fashion brand inilah yang membuat Danu memperkerjakan beberapa orang untuk membantu Gio. Salah satunya adalah seorang gadis malang yang menjadi korban kecelakaan dua tahun lalu. Kecelakaan yang diakibatkan oleh Danu sendiri yang mengantuk saat mengemudi. Namanya Luna.
Sayangnya, ternyata Gio dan Luna pernah terikat dalam masa lalu yang kelam. Entah masa lalu macam apa, Danu hanya berpikir bahwa selagi Luna masih mau bekerja, artinya dia tidak masalah dengan itu. Gio juga tidak pernah protes akan kehadiran Luna. Jadi, apa yang terjadi itu hanya Gio dan Luna yang tahu.
⚠️Trigger Warning⚠️
Mental issue, family issue, sexual harassment
Please be wise!Hai, I'm back.
Hari ini baru perkenalannya ya? Karena cerita ini akan di up tiap jam 17.00. Jadi sore nanti kalian udah bisa langsung nikmatin chapter 2 nya. Jangan lupa vote dan comment ya? Enjoy❤️20/04/24
KAMU SEDANG MEMBACA
Limitless Love
FanfictionKata orang-orang, setiap manusia itu punya keberuntungan dan ujiannya masing-masing. Artinya, jika ada satu sisi kehidupan dari seseorang itu memperoleh keberuntungan, maka akan ada sisi lain yang mendapati ujian. Namun, Luna tidak sepakat dengan it...