Bab 47

783 25 5
                                    

"Lepass!!" Ucap Alexsa menggeram.

Tapi Hans seakan tidak mendengarkan ucapan Sang istri, dia tetap membawa Alexsa kekamarnya.

"Aku bilang lepass!!" Ulangnya dengan nada menggeram.

Hans melirik Alexsa dengan alis yang saling bertaut. " Kamu yakinn? Aku lepass disini?" Seakan ucapan Hans menjebak bagi Alexsa, tapi gadis itu tidak peduli sama sekali.

"Baiklah akan ku lepass.." ancam Hans sambil menahan senyum. Dia sedikit melongarkan pegangan tangannya dari tubuh Alexsa hingga gadis itu terhuyung hampir jatuh kelantai. Reflek Alexsa melingkarkan tangannya dileher Hans.

"Jangan dilepas.." ucap nya spontan. Walau bagaimanapun dia takut jatuh terjerembab kelantai, jika Hans melepaskannya ditempat ituu.

Pria itu tersenyum tipis menahan tawa, bahkan nyaris terlihat oleh Alexsa. Tidak mungkin baginya akan melepas sang istri hingga menyebabkannya terluka.

"Makanya jangan minta dilepas, pegangannya kekencangan, aku ngak bisa nafas.." goda Hans, wajah gadis itu bersemu merah. Karna malu dengan ucapan sang suami.

Sontak Alexsa pun menarik tangannya kembali ketika Hans telah memposisikan kembali tangannya ditubuh sang istri.

Berjalan menuju ranjang tanpa melepas tatapan dari sang istri. Bahkan pria itu tidak sedikitpun merasa kan terbebani dengan menggendong Alexsa, hingga gadis itupun sedikit tersanjung dengan perlakuan Hans.

Memilih menundukan wajah, tidak ingin tergoda dengan ketampanan pria yang ada dihadapannya itu. Karna ego wanita itu melakukan hal yang tidak pernah diinginkan sebelumnya. Menjauhkan tatapan dari Hans, itu hal yang mustahil dia lakukan sebelumnya.

Meletakan tubuh istri dengan perlahan tanpa melepaskan pandangannya.

" Trimakasih.." ucap Alexsa ketika dirinya telah terbaring diatas ranjang.

Mengusap lembut puncak kepala sang istri, kemudian mengecup dahinya dengan lembut. Meraih kedua tangan Alexsa kemudian menciumnya punggung tangannya bergantian. Hingga gadis itu merasakan aliran darah nya tersanjung.

Kembali Hans menatap dalam sang istri dengan sangat dalam. "Maafkan akuu.." suara serak yang sangat lembut dia ucapkan.

Seakan tak percaya. Seharian Hans berusaha meminta maaf, baru kali ini Alexsa rasakan ketulusan dari wajahnya.

Gadis itu kembali luluh lantah, hingga tangannya bergerak dengan sendirinya akan mengusap lembut kepala sang suami. Tapi ketika tangannya akan mencapai tujuan, Alexsa menghentikannya. Dia teringat akan kekecewaannya hari ini. Setitik embun terbit disudut mata. Secepat kilat gadis itu menyekanya, agar sang suami tidak menyadari.

"Aku mau kita berceraiii!!" Walau bibir terasa berat, Alexsa harus mengutarakannya.

Hans terpaku ditempat, sungguh hatinya seperti diiris belati yang tajam mendengar permintaan Alexsa.

"Kenapa kamu selalu meminta perceraian? "Lirih Hans menatap sendu. "Aku tau aku salah.. aku minta maaff.. aku akan lakukan apapun agar mendapat maaf dari muu.." sungguh ucapan paling dalam dari lubuk hati yang Hans rasakan saat ini.

"Sudah terlambat om, akuu tidak sanggup menjalani semua inii.. itu sangat menyakitkan bagi kuu.."

Hans terdiam mematung, bahkan dia juga akan mendengarkan ucapan itu dari Alexsa.

Melihat Hans yang diam, Alexsa pun memilih bangkit dan akan beranjak dari ranjang. Secepat kilat Hans bergerak dan duduk bersimpuh dikaki Alexsa.

"Aku mohon maafkan lah akuu.. aku memang salahh.. berilah aku satu kesempantan membuktikannya pada muu.." melipat tangan sebatas dada menengadah menghadap Alexsa dengan airmata yang saat ini jatuh tanpa diminta.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang