Bab 60

652 18 1
                                    

Belum lagi Alexsa masih tertegun melirik daun pintu kamar mandi, dirinya dikagetkan dengan munculnya sang suami dari dalam sana.

"Astaghfirullohh.." gadis itu meraba dadanya yang berdebar sangat kencang saat ini, karna terkejut.

"Ngapain kaget gitu sih dekk?" Tanya Hans yang berjalan santai menuju lemari yang ada dikamar itu. Hanya dengan menggunakan handuk yang terlilit dipinggang.

Membuka lemari dan memilih pakaian yang hendak dikenakan.

"Gimana ngak kaget mas, orang... Eh tunggu? Ngapain mas disini? Bukankah ini kamar Adek?" Walau bagaimanapun Alexsa bingung kan, kenapa tiba-tiba sang suami memasuki kamarnya. Padahal sebelumnya tidak pernah. Lain jika tanpa setau nya.

Hans tersenyum, merasa lucu dengan pertanyaan sang istri.

"Jawab mas? jangan diem ajaa?" Dahi gadis itu pun ikut berkerut.

Hans berbalik badan ketika pakaian telah melekat ditubuhnya. Mendekati Alexsa dengan senyuman. Sesampai dihadapan gadis itu, Hans meletakan tangannya di dahi sang istri.

Lagi-lagi Alexsa dibuat semakin bingung. "Mas ngapain?" Protesnya sembari menjauhkan kepala dari tangan Hans.

Hans menghela nafas panjang kemudian duduk disisi ranjang tepat di samping Alexsa.

"Mas hanya mau ngecek suhu tubuh kamu sayang, kali aja demam."

"Maksud mas?" Lagi-lagi dahi gadis itu berkerut. Menatap sang suami dengan penuh.

"Ya maksud mas, mana ada seorang istri mempertanyakan suami memasuki kamar mereka.." menoleh Alexsa dengan lembut.

"Mas mau tinggal dimana sayang, jika tidak dikamar yang sama dengan adek?" Alexsa masih terdiam. Dia paham dengan status mereka. Tapi sebelumnya kan Hans tidak pernah dengan suka rela memasuki kamarnya.

Impian yang selama ini dia dambakan. Tinggal satu kamar dengan sang suami sungguh hal yang sangat diinginkan gadis itu. Bahkan dia tidak pernah membayangkan jika Hans sendiri yang akan pindah ke kamar miliknya tanpa diminta.

"Apakah ini sungguhan mas?" Tanya gadis itu dengan mata yang lembab. Tanpa sadar setitik embun menetes disudut mata.

Hans terpaku dengan tatapan sedih. "Tentu saja sayang.." lirih Hans sambil menyeka ekor mata gadis itu yang lembab.

"Maafkan mas ya sayang.. selama ini mas tidak pernah menghargai dirimu.. itu sungguh ke bodohon terbesar bagi mas. Memaksakan diri menjauhi muu.. itu juga melukai diri mas sayang.." tanpa dapat menahan lagi rasa haru, airmata Alexsa pun mengalir. Rasa bahagia dicurahkan melalui airmata itu.

Hans meraih bahu gadis itu dan membenamkan kedalam pelukannya.

"Jangan menangis sayang.. mas janji hal yang lalu tak akan terulang lagi.. mas akan letakan dirimu diatas segalanya. Mas juga akan mendahulukan muu daripada yang lainnya.." Hans ber tekat dalam janji.

"Mas tidak perlu mengucapkan janji apapun.. karna adek percaya sepenuhnya pada mas. Adek yakin mas tidak akan mengecewakan adek dikemudian hari."

Mereka pun saling berpelukan dengan Isakan tangis bahagia. Lembaran baru akan mereka mulai dari saat ini, bayangan rumah tangga Sakinah Mawadah warohmah. Sudah terbayang dibenak mereka.

************

Hari berjalan begitu cepat hingga tak terasa sudah lebih dari satu bulan mereka lalui dengan bahagia. Dimana disaat pagi Hans yang membangunkan sang istri  untuk memulai hari. Mengantar ke kampus sebelum dia menuju kantor. Ketika jam makan siang Alexsa pun menyempatkan diri kekantor sang suami sekedar menemani makan siang. Begitulah hari-hati yang mereka lalui.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang