Bab 46

1K 27 1
                                    

Melangkah keruang makan dengan secangkir kopi ditangan. Hans melihat dua orang gadis itu sedang tertawa lepas, ntah apa yang dibicarakan mereka. Yang pasti saat ini hati Hans senang, melihat senyum dibibir sang istri. Walau hanya dari jauh.

Memilih tak menggangu dua orang sahabat itu, Hans memilih ruang kerja untuk dirinya. Sepertinya dengan sedikit bekerja fikirannya sedikit tenang. Memikirkan saat ini perubahan sang istri membuatnya sedikit stres.

Beberapa waktu berlalu. Saat ini Alexsa tengah asik berkutat didapur. Mereka bukanlah tipe orang yang suka makan diluar, masakan rumah menjadi pilihan terpaforit mereka.

Memasak makanan kesukaan Salena, ketika Alexsa ingat akan makanan kesukaan sang suami. Dirinya mematung sejenak. Dia seperti berfikir, diputuskannya mulai sekarang dia tidak akan memasak sesuatu yang disukai Hans. Jika dia lapar tentunya dia bisa makan apa adanya. Atau juga makan diluar barang kali.

Disaat Alexsa masih asik dengan tugasnya, tanpa disadari sejak tadi Hans berdiri tegak tepat dibelakanganya. Ketika Alexsa berbalik badan.

Brukk! Tubuhnya menubruk sang suami, ini kesempatan Hans langsung saja pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Alexsa. Hingga gadis itu lagi dan lagi terdiam. Pelukan hangat Hans sungguh bisa menghipnotis dirinya.

"Hati-hatii.." ucap pria itu selembut mungkin.

"Lepass!!" Ucap Alexsa dingin, seakan dia ingin menampilkan saat ini dia tidak menyukain apapun yang dilakukan Hans.

Hans pun melonggarkan pelukannya. Secepat kilat Alexsa menyingkirkan diri, kemudian memilih menyibukan diri dengan pekerjaan.

Bergerak kesana kemari menghindari Sang suami. Karna sejak tadi Hans selalu mengekorinya. "Berhentilah mengikutiku! Aku sedang sibuk!" Tegasnya.

Tapi pria itu tidak mengindahkan ucapan sang istri.

"Aku mau bicara sebentar, apa boleh?" Tanya Hans ragu.

"Aku sedang sibuk, tidak punya waktu untuk bicara!" Elaknya.

"Aku akan menunggu.."

"Terserah!!" Tegasnya dengan tatapan tajam, kemudian Alexsapun kembali kepekerjaannya. Sementara Hans, pria itu memang menunggu dengan duduk dikursi yang ada disana. Menatap Alexsa yang saat ini tengah sibuk.

Setelah sekian purnama akhirnya Alexsa menyelesaikan pekerjaannya. Menata makanan diatas meja dengan rapi, ketika semua hidangan selesai ditata, Hans kembali mendekat.

" Apakah sudah selesai?" Tanya Hans dengan nada selembut mungkin, dan senyum tebaik menurutnya.

"Bukankah kamu bisa lihat sendirii!?" Masih dengan nada yang sama dan tatapan yang sama. Hans menelan kerongkongannya, walau ragu dia tetap Keukeh dengan usahanya.

"Apakah kita bisa bicara sebentar?" Kembali Hans merayu.

"Maaf aku tidak ada waktu!"ketusnya menolak. Kemudian gadis itupun berlalu.

"Sabar Hans.." mengurut dada mentap kepergian Alexsa.

Seharian ini Hans selalu membujuk sang istri agar mau bicara dengannya, tapi tetap saja Alexsa menolak. Hingga malam pun datang.

"Pah Salena keluar sebentar ya sama anak om Stive?" Stive adalah tetangga unit sebelah, sejak kecil Salena berteman baik dengan anak gadis nya. Ketika bertemu pasti Mereka akan jalan-jalan melepas rindu.

"Sendirii?" Tanya Hans memastika jika sangat istri tidak ikut.

"Bunda kami mana?" Hans tidak melihat keberadaan sang istri dari sehabis makan malam tadi.

"Iya pahh, sediri sajaa.. tadi Salena ajak bunda, dianya ngak mau.. cape katanya magerr. Ngak tau bunda ntah kemana." Jelas gadis itu sejelas mungkin.

"Ooo..  kenapa kamu tidak ajak, Klara menginap? Bukankah kalian sudah lama tidak ketemu?" Sepertinya Hans mencari celah agar Alexsa tidak ada pilihan selain tidur dikamarnya.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang