Bab 33 21+

1.7K 30 0
                                    

Hans mengerut kan dahi tak percaya. "Apa yang kamu lakukan Alexsaa? Bukan kah kamu yang menyuruh saya tidur disini?" Protes nya tak terima.

Detik itu juga Alexsa menyadari dia saat ini telah salah sangka. Tersenyum kecut sembari menunduk malu.

"Maaf om, Alexsa lupaa"

"Masa sama suami sendiri lupaa" oceh Hans sembari bangkit dari ranjang.

"Ayo siap-siap, kita akan sholat berjama'ah.." ucap Hans berlalu.

Pria itu pun meninggalkan kamar  menuju kamar nya sendiri.

"Bodohnya luu Alexsaa.. bisa-bisanya lu lupa sama laki sendiri." Makinya pada diri sendiri.

"Eh tapii.. apa salah guee? Orang gue memang ngak pernah bobo sama laki-lakii.." gadis itu mencari pembenaran.

Kemudian gadis itupun berlalu kekamar mandi.

*

**

***

Setelah sholat subuh berjama'ah, Alexsa memilih dapur untuk memulai harinya. Dia mencoba melihat apa yang bisa dijadikan masakan didapur yang lumayan luas itu.

Tujuan pertamanya adalah kulkas. Mengamati isi dalam kulkas yang memang tidak ada apa-apa. "Apa yang mau dimasak? Orang ngak ada bahan makanan!" Kembali menutup pintu kulkas memilih duduk di kursi yang ada disana dengan bengong.
Hans yang melihat situasi itu pun mendekat.

"Kamu kenapa?" Duduk disebelah gadis itu "kangen Salena? Apakah kamu mau pulang?" Tanya Hans bertubi-tubi.

"Lah, kenapa siganteng bisa berfikir gue mau pulang? Enak ajaa, pulangg. Dia ngak tau apa, kalau gue seneng banget jika terus berduaan dengan dia." Ocehnya dalam hati.

Hans masih betah menunggu jawaban dari Alexsa. "Kangen Salena, Tentu saja om. Tapi bukan itu alasannya." Gadis itu diam sejenak.

"Lantas, apa yang kamu lakukan menekuk wajah disini?"

"Emangnya kelihatan gitu ya om?" 

Hans mengangguk. Alexsa berbalik badan menghadapnya, lagi-lagi Hans dibuat membeku. seperti kemarin Alexsa memilih pakaian tali spageti untuk dipakainya, hingga tanpa disadarinya belahan dadanya terpampang jelas Dimata lelaki dewasa itu. Seketika wajah Hans memanas.

"Alexsa bingung om, mau masak tapi ngaka ada apa-apa." Rengut manjanya.

Mendehem sekedar mencairkan suasana, seketika pria tampan itu mengalihkan wajahnya.

"Kenapa kamu harus memakaian pakaian itu lagi?" Tanya Hans dengan nada kaku. Pria itu seakan lupa dengan topik pembicaraan.

Alexsa mengernyitkan dahinya. "Om lupaa? Bukannya om yang mintaa.. agar Alexsa jadi wanita penggoda?" Ucapan enteng, seenteng  kapas.

Hans juga tidak pungkiri itu, ucapan yang main-main darinya, dianggap serius oleh Alexsa.

Sontak Hans langsung berdiri, masih memunggungi Alexsa. "Saya juga katakan, sekuat apapun kamu berusaha. Saya tidak akan tergoda!" Tegas Hans percaya diri.

Lagi-lagi kalimat itu membuat Alexsa kesal. "Benar kahh!??" Tanya Alexsa lantang, ungkapan ketidak terimaan nya.

"Baikk, jika itu yang om mau.." tantang Alexsa, segera gadis itu berdiri mendekati sang suami. Saat ini Alexsa berada dihadapan Hans, dengan binar mata penuh amarah.

Hans hanya melirik dengan ekor matanya, kemudian membuang pandangan  sejauh mungkin. Dari makhluk yang bernama Alexsa ini.

Perlahan Alexsa megulurkan tangan melingkar di pinggang sang suami. Deg! Tersentak Hans membeku.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang