Bab 55

848 25 4
                                    

Ketika sampai di tempat tujuan, tepatnya memasuki kawasan halaman hotel. Alexsa sungguh terkagum dan tak percaya melihat gedung yang menjulang tinggi dihadapannya itu milik sang suami.

Memasuki hotel mewah itu dengan Hans yang menggandeng mesra tangannya, hati Alexsa sungguh sangat bahagia merasakan hangatnya perlakuan Hans padanya. Sesekali dia menoleh sang suami sambil tersenyum dan dibalas dengan hal yang sama oleh Hans.

Seorang kariawan hotel menghampiri mereka, Alexsa bisa menebak jika orang itu adalah seorang maneger. Terlihat dari cara berpakaian yang rapi dan formal.

Dia melihat maneger itu memberikan sebuah kartu pada Hans. Alexsa bisa menebak, kartu itu digunakan akses memasuki salah satu kamar dihotel itu.

Setelah berbincang beberapa saat di resto hotel yang ada didalam sana. Akhirnya mereka pun beranjak pergi. Walau Alexsa tidak paham apa yang mereka bicarakan, tetap dia setia menemani suami hingga selesai sambil bermain ponsel.

"Yuk sayang.." ajak Hans sembari berdiri, tidak lupa dia mengulurkan tangan pada sang istri.

Gadis itu sangat tersenjung dengan perlakuan sang suami, berdiri perlahan dengan senyum yang sangat manis.

"Udah selesai mas? Apakah kita akan pulang?" Tanya Alexsa ketika Hans memilih melangkah berlawanan dengan pintu gerbang.

"Udah sayang, tapi kita belum pulang dulu.. mas mau ajak kamu kekamar utama hotel ini.. dan itu khusus milik kita berdua."

Alexsa melirik Hans dengan ekor matanya. "Kok perasaan adek ngak enak ya mass?" Dahinya berkerut, dia dapat menebak kemana arah ucapan Hans.

Pria itu hanya tersenyum tipis sembari memasuki lif yang khusus diperuntukan bagi para pejabat tinggi di hotel itu.

"Kita ngak lama kan mas? Kasian Salena nungguin." Alexsa mengingat akan janji pada sang sahabat.

"Ngak lama kok sayang, paling cuma beberapa ronde doang.." kekeh Hans yang berhasil membuat Alexsa mendengus kasar.

"Harusnya adek bisa mendugaa, mas memiliki maksud tertentu membawa adek ke sinii.."

"Kenapa? Apa adek tidak suka?"

"Gimana ngak suka, orang jalannya sama mas."

"Truss, apa yang salah?" Tanya Hans tanpa dosa.

"Ngak ada mas, hanya saja janji adek sama Salena.. gimana..?"

"Sudahlah sayang, Salena pasti akan baik-baik sajaa.. lagian semenjak menikah kita belum pernah berbulan madu, anggap saja ini bukan madu kita yang tertunda.."

"Moduss!" Kesal Alexsa. Hans kembali tersenyum melihat tingkah sang istri.

"Sayang.. apakah Adek menunda untuk memiliki momongan?" Tanya Hans sedikit ragu. Alexsa menatap Hans dengan horor.

"Jika adek.menunda nya, ngak masalah.. mas ngerti kok." Ucapnya lagi dengan wajah kecewa.

"Mau nunda apanya mas? Orang mas kemarin lepasinnya didalam.." gerutu Alexsa manja.

"Hehehe.. maaf dek, kan khilaf."

"Alasann!" Menghela nafas kasar Karan ucapan Hans.

"Lagian adek juga tidak menunda kehamilan kok mas, Adek juga ingin memiliki baby secepat mungkin. Merepotkan diri mengurus anak kita hingga mas pulang bekerja. Setelah itu baru mas ya mengambil alih."

"Emangnya adek mau ngapain setelah ituu?"

"Yaa.. mau jalan lahh, sama Salena." Jawabnya lugas

"Trus mas dan anak-ank gimana?"

"Mas dirumah dong Sama anak-anak,.nungguin bunda dan kakaknya pulang belanja.. sayangkan suami sultan udah ngasih blakcard ngak di gunain.." ucap Alexsa menahan tawa.

"Kenapa nanti Adek tiba-tiba jadi matre?" Hans berkerut dahi.

"Emangnya kenapa? Ngak boleh?"

"Boleh dong sayang, tapii.."

"Udahlah mass.. masa sama istri perhitungan.."

"Iya dehh.. mas ngalah, ntar mas yang jaga anak-anak. Adek boleh pergi sama Salena ngabisin uang mas." Ucapnya dengan nada lesu.

"Nahh.. gitukan jauh lebih baik." Ucap Alexsa tanpa dosa. Sementara bibirnya menahan senyum menyaksikan wajah Hans yang manyun.

"Jangan manyun gitu mas, Adek cuma bercanda.." gadis itu memeluk hangat sang suami.

"Berani ya ka'muu, bercadain mas kaya tadi.." protes Hans dengan senyuman nakal.

"Mas mau ngapain?" Alexsa memasang sikap waspada, karna sang suami telah siap akan menerkam bibirnya.

"Mau menghukum istri kecil mas inii.." jawabnya tanpa dosa.

"Disini?" Tanya Alexsa sedikit ragu.

"Iyaa. Kenapa emangnya?"

"Ngakk.." Alexsa menggeleng kaku. "Tapi bukankah di film-film lif itu memiliki CCtv? Apakah mas akan membuat video dewasa Live di lif inii?" Tanya Alexsa lantang.

Pria itu diam sejenak memberi jarak sedikit dirinya dan istri. "Awas kamu yaa, mas akan hukum kamu dikamar pengantin nantii.." gerutu Hans ketika pintu lif terbuka. Alexsa hanya terkekeh melihat raut kesal wajah sang suami.

Sebelum mencapai kamar mereka, Alexsa meraih ponsel didalam tas. Saat ini dia memberikan pesan pada sang sahabat yang berisi.

[Maaf ya Salena.. hari ini Gue ngak bisa nemanin luu.. karna kami akan berbulan madu, gue harap pengertiannya ya bestiee..] kemudian Alexsa menekan tombol kirim. Tersenyum membayangkan akan aksi kesal Salena. Kemudian melangkah dengan bergelendot ditangan Hans seperti seekor kucing yang tak rela jika dilepas tuannya ketika dipeluk hangat.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang