Bab 36

1.3K 34 5
                                    

Merasa sedikit lega, karna dugaannya salah. Dia melihat bagian bawah Apartemen yang menjulang tinggi, adem ayem tanpa adanya keramaian yang bergerombol, setidaknya itulah yang terjadi jika Alexsa melompat dari atas.

Meraup wajah kasar, berusaha tenang. Kembali masuki kamar duduk di ranjang sambil berfikir. Hans terpaku ketika mendengar gemircik air didalam kamar mandi. Tanpa berfikir Pria itu pun langsung memeriksa keadaan, mungkin saja saat ini Alexsa sedang mandi, atauu... Memikirkan hal yang buruk selalu membuat Hans frustasi.

Memasuki kamar mandi yang tidak dikunci tanpa permisi. Ya benar saja, Alexsa berada didalam dengan posisi miring memeluk lutut dalam guyuran shower yang membasahi tubuhnya. Gadis itu terlihat tidak sadarkah diri. Ntah sejak kapan dia disana.

"Alexsaa!!" Pekik Hans histeris, menghamburkan diri kedalam sana segera memeluk sang gadis, "Alexsaa.. bangunnn.." menatap dengan sendu, rasa ketakutan terjadi sesuatu pada sang istri, saat ini menghantuinya.

menepuk-nepuk pipi Alexsa dengan lembut, berharap sang istri akan terbangun. Tapi Tak ada jawaban. Tak ingin mengulur waktu Hans membawa Alexsa kekamar dan membaringkan tubuhnya yang basah diatas ranjang. Dalam kepanikan dia tidak bisa berfikir. Yang ada didalam otaknya hanya menghubungi sang anak, yang saat ini berada sangat jauh itu.

"Hallo Salenaa.. bunda pingsan." Ucapnya ketika panggilan tersambung.

"Hah!? Kok bisa pahh?" Gadis itu pun terkejut.

"Papa yang salah nak, meninggalkan dia sendirian di Apartemen. ..." Kemudian Hans menceritakan duduk persoalan yang menimpa sang istri.

Hingga membuat Salena terkaget-kaget disetiap ucapan sang ayah. Saat ini Hans berbicara dengan deraian air mata. Dia takut kehilangan sekali lagi. Cukup Hanna saja yang meninggalkannya, jangan sampai Alexsa juga ikut serta.

Tak ada lagi suara hanya isakan tangis yang saat ini didengar Salena.

"Papa, tenang.. sekarang bunda dimana?"

"Diatas ranjang, papa tidurkan dia disana. Pakaiannya pun basah."ucapanya dengan suara parau.

"Yaudahh.. sekarang papa ganti baju bunda, lalu pindahkan dia ketempat yang kering, kemudian papa hubungi dokter. Biar beliau yang mengurus kelanjutannya.. ee tapi hubungin saja dokter dulu pah. Nanti saja papa ganti baju bunda ketika dokter diperjalanan."

Hans mengangguk paham, " Salena akan kesana.." tentunya dia juga kuatir dan panik, bahkan dia merasa saat ini langsung terbang kesana.

Setelah panggilan terputus, Hans langsung membuka pakaian Alexsa kemudian membawa gadis itu kekamarnya tanpa sehelai benang pun, setibanya disana Hans meletakan Alexsa diatas ranjang, menutupi tubuh sang istri dengan selimut kemudian mengambil ponsel segera menghubungi dokter.

Setelah menghubungi dokter, Hans kembali ke kamar Alexsa, dia mencoba mencari pakaian untuk gadis itu. Betapa terkejutnya dia, ketika melihat seisi koper hanya dipenuhi dengan pakaian haram, dan juga dres yang begitu mini dengan tali spageti. Pakaian dalam yang sangat sexsi.

Hans bingung, ntah apa yang ada dipikiran Alexsa, ketika dia memasukan pakaian itu semua kedalam koper. Mau tidak mau, dia harus mengambil salah satu dari pakaian yang menurutnya sedikit sopan. Dres dengan tali spageti sebagai pilihannya.

Hans berfikir, ketika dokter memeriksanya nanti. Dia akan menutupi bagian bawah tubuh Alexsa dengan selimut.

Setelah Alexsa berpakaian, tak lama setelah itu. Dokter pun datang, terlihat sang dokter melakukan tugasnya dengan telaten.

Dokter bingung melihat bekas lebab disekujur tubub Alexsa, tentu saja banyak dugaan dibenaknya. Siapapun yang melihat kondisi Alexsa saat ini, pasti mereka akan berfikir Alexsa mendapatkan tindakan Kdrt.

Memandang Hans dengan tajam. Tentu saja Hans paham dengan tatapan itu. "Jangan memandangku seperti ituu.. semua bukanlah seperti yang anda fikirkan!!" Tegas Hans dingin.

"Maafkan saya tuann." Balas Sang dokter tak enak hati.

"Hmm.." sahut Hans terlanjur kesal.

"Jadi bagaimana? Apa kah ada yang serius?" Tanya Hans kuatir.

Dokter terlihat merapikan peralatannya, pemeriksaan telah selesai. "Sebenarnya tidak ada yang serius tuan, hanya saja dia seperti kelelahan. Daan.." dokter tidak enak hati berterus terang.

Hans mengerutkan dahi. "Daann?" Tanya Hans penasaran.

"Kelihatannya nyonya sedikit troma." Memberikan selembaran kertas pada Hans " Ini resep obat, silahkan tuan tebus. Dan dengan saja.. sebentar lagi dia pasti juga sadar." Imbuh sang dokter.

Ingin sekali.hans mengatakan, apa penyebab sang istri menjadi troma. Tapi diurungkannya. Karna menurutnya itu aib bagi Alexsa.

Meraih kertas ditangan dokter " Terimakasih dok, saya akan segera menebusnya." Balas Hans tanpa adanya protes.

"Kalau ada apa-apa.. tuan boleh menghubungi saya lagi."

"Baik dok."

Kemudian sang dokter meninggalkan apartemen tersebut. Setelah kepergian dokter, Hans menghubungi seseorang, menyuruhnya untuk menebus resep obat Alexsa. Tentunya dia tidak mau meninggalkan Alexsa sang istri.


I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang