BAB 68

1.1K 20 0
                                    

Setelah lama menunggu akhirnya Salena siuman. Gadis itu langsung duduk dari berbaring, karna kebiasaan nya seperti itu. Ketika terjaga dari tidur, pasti akan langsung duduk dan mengambil ponsel. Kemudian berselancar didunia maya.

Meraba narkas dimana dimana biasa dia meletakan ponsel. Tapi seketika tangannya berhenti bergerak, melihat Alexsa yang saat ini duduk dikursi dengan tubuh terikat dan mulut dilakban.

"Bundaaa .!!" Pekiknya segera berhambur kearah Alexsa.

"Apa yang terjadi Bundaa? Kenapa bunda bisa diikat begini? Dan dimana papa?" Ucapnya panik, sementara tangannya sibuk berusaha melepaskan tali yang mengikat tubuh sang bunda.

Alexsa tidak bisa menjawab karna mulut yang dilakban, gadis itu memberi isyarat agar Salena pergi dari sini. Tapi Salena yang tak mengerti maksud Alexsa memilih abai, dia masih fokus dengan tali yang mengikat tubuh sang sahabat.

"Salena..cepat pergi dari sinii.. selamatkan lah diri kamuu..!!" Pekik Alexsa dalam hati.

"Jangan takut bunda, aku akan lepaskan semua tali ini.." ucapnya tanpa menoleh Alexsa.

Alexsa masih berusaha agar Salena pergi dengan cara menendang tubuh Salena, tapi sekuat apapun dia berusaha tatap tidak bisa. Karna bagian kakinya pun diikat dengan tali .

"Ternyata kamu sudah bangunn! Alexsa..!!" Suara lelaki yang terdengar lantang dan menakutkan mengenai gendang telinga Salena. Seringai licik menyertai ucapan pria itu.

Perlahan Salena memutar kepala menoleh kearah sumber suara. Seketika memasang sikap waspada.

"Mau apaa kalian? Jangan mendekat!" Peringkatnya sembari merapatkan tubuh pada Alexsa.

Tubuh Salena bergetar karna ketakutan, tiba- tiba berkeringat dingin. Sedangkan sorot mata tajam dia tampilkan untuk dua pria yang saat ini mulai mendekat padanya.

"Jangan sakiti diaa! Jika sedikit saja dia terlukaa!aku akan membunuh kaliann!!" Pekiknya memberontak ketika tangan salah satu pria itu akan meraih salah satu dari mereka. Saat ini Salena merasa kedua pria itu mendekat karna ingin mencelakai Alexsa sang sahabat sekaligus ibu sambungnya. Karna panggilan Alexsa yang mereka ucapkan sudah bisa membuat fikiran nya menduga.

"Hehehe.. jangan takut sayangg.. kami tidak akan mencelakai nya. Karna kamulah yang ingin kami celakai!" Seketika tangan pria itu meraih tangan Salena dengan kasar dan menarik kearahnya.

Belum lagi rasa terkejut yang Salena rasakan. Kini dirinya sudah dibuat semakin ketakutan dengan aksi sang pria saat ini menarik paksa Tubunya pun terpental ketubuh laki itu.

Alexsa berusaha memberontak, hendak menolong Salena. Tapi ikatan yang begitu ketat, membuatnya tidak bisa berkutik. Dengan airmata dia berusaha melepaskan ikatan yang begitu ketat ini. Tapi percuma, semakin keras dia berusaha semakin ketat juga ikatan ditubuhnya.

"Justinn.. cepatlah datang.." lirihnya dalam hati. Airmata gadis iyu tak hentinya mengalir

"Lepass!!" Pekik Salena memberontak.

"Tapi sayangg.. kami tidak bisa adik maniss.." jawab pria itu disertai seringai licik. Sementara pria satunya pergi ketika mendapat panggilan telfon.

"Lu urus gadis inii.. gue keluar dulu, sepertinya tuan Black telah sampai.."

"Baik bos." Seketika pria satunya pun pergi dari sana.

"Ayo sayang, kamu harus ikut aku!!" Tegas pria itu sembari menarik paksa tubuh Salena, dia hendak membawa gadis itu keatas ranjang.

Salena masih saja memberontak, memukul-mukul sang pria dengan sangat kuat. Tapi tubuh yang tegap tidak mempan untuk pukulan seorang Salena. Bahkan pria itu tidak meringis sedikit pun.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang