Bab 57 21+

952 18 0
                                    

Saat ini Hans memasuki kamar pengantin, setelah urusannya dibawah selesai. Bergegas memasuki kamar miliknya dengan bayangan Alexsa telah berpenampilan sexsi mengenakan lingerie yang dia berikan bentuk hadiah malam pengantin yang tertunda.

Senyum merekah ketika membuka pintu, melangkah masuk dengan senyuman tak hilang dari wajahnya.

Tapii.. "Dimana diaa?" Hans yang bingun tidak melihat istrinya dimana pun, kamar kosong seperti tak berpenghuni.

"Sayang? Kamu dimana?" Berjalan perlahan dengan pandangan beredar kesini ruangan.

Tiba-tiba senyumnya menghilang ketika mendapati paperbag yang masih rapi tanpa tersentuh siapapun, secara kertas yang dia tempel disana masih rapi tanpa rusak sedikit pun.

Meraih benda itu sekedar memeriksa isinya, berharap benda itu kosong. Sefikit kekecewaan diwajah Hans ketika mendapati paperbag yang dia khususnya untuk sang istri masih berisi benda didalamnya pun masih terlihat dengan rapi.

"Apakah dia belum memasuki kamar inii?" Hanya itu yang terlintas di enak Hans.

Tapi tanpa diduga ternyata sang istri telah berada dibelakangnya dengan mengenakan handuk kimono dengan rambut yang basah. Hans bisa menduga jika saat ini sang istri habis membersihkan diri. Tampilan rambut yang basah membuat Hans terhipnoptis karna saat ini sang istri begitu menggairahkan.

Alexsa hanya bisa mengukir senyum sang terbaik untuk sang suami.

"Kamu sangat cantik.." ucapnya dengan nada kansual. Menyelipkan gulungan rambut yang basah ditelinga.

Alexsa tidak menjawab dia hanya tersipu, dan memilih menunjukan pandangan kebawah.

Perlahan Hans meraih dagu sang istri menuntun kehadapannya. Pada akhirnya tatapan mereka beradu. Semakin lama tatapan itu semakin dalam.

"Kenapa Adek ngak membuka hadiah kecil dari mas? Mas sangat ingin adek memakainya dimalam pengantin kita yang tertunda." Ucapnya dengan nada kansual.

Alexsa kembali tersenyum. "Apakah itu diperlukan?" Tanya dengan nada manja.

"Tentu sajaa.." jawab Hans penuh harap.

Perlahan Alexsa mundur dengan senyuman memikat. Hans bingung dengan aksi Alexsa.

"Kok, pergi sayang?" Tanya dengan nada kecewa.

Kembali Alexsa tersenyum kali ini sungguh berhasil memikat hati Hans. Senyum nakal bak wanita malam ditampilkan Alexsa.

"Untuk hari ini.. adek ngak akan peke itu mas." Ucapnya dengan nada kansual.

"Tapi kenapa? Paling tidak lihatlah dulu apa isinya.."

"Ngak perlu."

"Tapii.." belum sampai ucapan Hans dia terkejut hingga jakunnya bergerak turun naik.

"Bagaimana jika penampilan adek begini? Apa mas tidak suka?" Secepat kilat Alexsa membuka handuk kimono yang dia kenakan. Hingga seluruh tubuhnya terexpos sempurna.

Hans masih diam membeku dengan sorot mata tak lepas dari pemandangan dihadapannya itu, sementara gadis itu tertunduk menahan rasa kikuk. Walau bagaimana pun dia tetap malu ditatap seorang pria dengan tampilan seperti itu. Dimana saat ini tubuhnya tidak mengenakan sehelai benang pun.

Sekian purnama suasana hening barulah Hans mengeluarkan suara.

"Sangat suka.." ucapnya dengan sangat lembut dan kansual.

Perlahan Hans mendekati Alexsa, lagi-lagi tatapannya tak lepas dari raut wajah nan cantik dihadapannya itu.

Dengan sangat lembut dia mendekap sang istri, ntah kenapa saat ini tubuh polos Alexsa seperti bergetar mendapat perlakuan demikian, ntah disebab kan apa?.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang