BAB 65

368 13 0
                                    

"Dok tolong istri saya Dokk.. dia tiba-tiba pingsan." Ucapnya dengan nada panik, dan memelas. ketika Alexsa dibaringkan di ranjang pasien.

"Sabar ya pak, kita bawa dulu istri bapak ke IGD untuk ditindak lajutkan. Silahkan bapak urus adminitrasi dulu ya pak.." jawab seorang suster yang saat ini tengah mendorong ranjang pasien ke ruang periksa.

Sejenak Hans tertegun, bahkan otaknya seperti berhenti berputar dia hanya bisa menatap tirai penghalang hingga tertutup ketika Alexsa telah berada didalam sana.

"Ya Allah.. semoga tidak ada kejadian buruk menimpa istri hamba." Mata nya masih saja tertegun menatap tirai yang telah tertutup sempurna. Hingga dia disadarkan oleh seorang petugas rumah sakit.

"Maaf pakk, sebaiknya bapak urus dulu Administrasi disana.." ucap nya sambil menunjuk meja pendaftaran.

"Oh, Makasih pak sudah mengingatkan saya." Hans pun bergegas mendekati tempat yang ditunjuk tak jauh darinya itu.

Setelah melakukan Administrasi, Hans terduduk lemah di kursi, berkali-kali pria tampan itu mengusap wajah gusar. Ntah kenapa dia merasa waktu seakan melambat. Karna tidak ada kabar dari dalam sana. Hans merasa dia telah menunggu seabat belum juga ada seseorang yang keluar dari balik tirai.

Mata tak lepas dari tirai itu, berharap akan ada yang muncul dari sana. Dan benar saja, seseorang berjas putih keluar dari sana.

Hans bergegas berdiri dan menghampiri wanita berjas putih itu. Tanpa basa-basi dia langsung bertanya.

"Bagaimana dok? Ada apa dengan istri sayaa?" Bisa dilihat oleh sang dokter wajah Hans begitu tegang, tampak jelas kekuatiran disana.

"Tengah saja pak, istri bapak baik-baik saja.." jawabnya sambil tersenyum.

"Baik-baik gimana dok? Orang dia tiba-tiba pingsan!" Ucap Hans tegas, pria itu seperti merasa sang dokter sedang mempermainkannya.

Dokter cantik itu kembali tersenyum.
"Dia pingsan karna kelelahan pak, seharunya kan bapak tau. Jika wanita hamil gampang kelelahan, apalagi jika makan tak teratur, dan kurangnya asupan bergizi dan benutrisi." Jelas sang Dokter panjang lebar.

Sejenak Hans terdiam. Dia hanya bisa mencerna ucapan hamil dari sang dokter. Yang lain sungguh tidak terekam oleh benaknya.

"Apakah itu benar Dokk?" Tanya Hans dengan tatapan kaku.

"Apanya?"

"Hamill? Apakah saya tidak sedang bermimpi? Mendengar kabar, istri saya hamil?" Pria itu masih ingin meyakini diri jika yang dia dengar bukanlah mimpi.

"Itu benar Pak, masa bapak ngak tau sih? Jika istri bapak sendang mengandung? Ada-ada sajaa.." kemudian sang sang dokter pun berlalu.

Mata Hans berbinar seketika, ketakutan sebelumnya langsung saja sirna. Menyusul sang dokter dengan langkah besar.

"Apa boleh? 0saya menemui istri saya dok?" Tanya Hans sambil berjalan mengikuti langkah Dokter cantik itu.

Sang dokter melirik dengan ekor mata sambil tersenyum. "Tentu saja pak, sambil istri bapak kekamar perawatan, sebaiknya bapak temani dia. Mungkin saja beliau akan mencari bapak ketika bangun dari pingsan nanti."

"Siapp dokter.. " jawab nya lantang sembari memberi hormat pada sang dokter seperti upacara bendera. Dokter itu hanya tersenyum seraya meninggalkan Hans yang saat ini telah menghentikan langkahnya.

Hans memutar langkah menuju tempat dimana sang istri berada. Tentunya dengan wajah bersinar dan senyuman merekah.

Pria itu menggogoh tas mahalnya kemudian meraih ponsel didalam sana. Menghubungi seseorang dengan wajah bersinar.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang