Bab 52

974 20 0
                                    

Setelah puas berkeluh kesah dan berbicara dari hati kehati Akhirnya Alexsa memilih bangkit dari ranjang dengan semangat empat lima.

Sedangkan Hans memasang senyum melihat sang istri akan bangkit, dia menghitung dalam hati, Hans bisa menduga apa yang akan terjadi ketika Alexsa bangkit setelah pengalaman pertamanya.

"Satuu..duaa..ti.."  belum sampai hitungan ketiga Hans Alexsa langsung bereaksi.

"Stt.. au, kok sakit yaa?" Gumamnya yang masihbbisa didengar Hans. Pria itu menahan tawa.

"Adek kenapa sayang?" Tanya Hans tanpa dosa.

"Ngak tau mas, kayaknya kok sakit yaa.. dibagian ituu.." Alexsa menunjuk bagian bawahnya.

"Masa sihh?" Reaksi yang serupa yang dia lihat ketika Hanna mengalami sesuai malam pertama mereka. Diaman ketika itu Hanna juga mengatakan hal demikian.

"Apa mau di obati?" Tanya Hans pura-pura bodoh, sementara dia sudah paham apa yang harus dilakukan  ketika sang istri merasa nyeri di bagian kewanitaannya ketika pasca malam pertama. Itupun kalau milik sang suami diatas rata-rata.

"Gimana ngobatinnya mass?" Alexsa sempat membayangkan Hans mengompres bagian itu dengan air hangat. Karna begitu yang dia baca di novel online.

"Gimana mau masak, kayaknya adek ngak bisa jalan deh mas.." Hans masih saja menahan tawa.

"Mas ngapain sih diam ajaa.." rengut manja Alexsa yang kesal melihat Hans memasang wajah riang.

"Mas ngak diam kok sayang, dari tadi mas dengerin semua ucapan adek, lagian.. mas kan udah bilang, ngak usah masak.. biar kita pesan saja diluar.."

Sepertinya itu ide bagus, Alexsa juga tidak ingin keluar kamar dalam keadaan ini, sudah pasti jalannya pun berbeda yang ada yang ada nantinya dia kaan jadi bulan-bulanan Salena.

Kembali merebahkan tubuh diatas ranjang memilih bermalas-malasan saja dirumah sampai rasa nyeri yang dia rasakan agak mendingan.

"Mas mau kemana?" Tanya Alexsa ketika melihat Hans akan beranjak dari ranjang.

"Mau ngambil air panas untuk kompres.  Katanya nyeri, kayanya bengkak.." ucap Hans yang sudah dah bisa menebak.

Reflek Alexsa memeriksa sediri meraba bagian intinya. Benar saja yang diucapkan Hans memang itu nyatanya.

"Masa iya sih mas? Harus dikmpres?" Wajah Alexsa memerah membayangkan ketika Hans menatap penuh miliknya.

"Ngak usah malu sayang, sama suami sendiri.. masa harus malu." Kenapa tebakan Hans selalu benar. Alexsa semakin kikuk di buatnya.

"Terserah dehh.."

Hans tersenyum sembari menatap Sang istri yang sangat menggemaskan saat ini.

"Bentar Mas akan ambil air panas.". Hans pun segera bangkit langsung menuju dapur, tentunya pria itu sudah berpakaian sebelumnya. Niat mau mandi junub dia tunda sebentar Karna ingin merawat sang istri terlebih dahulu.

Ketika hendak memasuki kembali kamar, Salena pun pulang. Sedikit terkejut melihat sang ayah membawa sebuah baskom yang telah diisi air dan juga ada sebuah handuk kecil didalamnya.

"Buat apa itu pahh?" Tanya gadis itu yang berhasil membuat Hans terkejut.

"Isss.. kamu ngagetin ajaa." Pria itupun masih melangkah memasuki kamar.

Salena menyusul sang ayah dengan sedikit berlari hingga berhenti tepat dihadapan sang ayah.

"Papa belum jawab, ini apa? Ngapain Papa bawa kekamar? Trus bunda manja?" Hans hanya terpaku ditempat tangan berfikir mau jawab apa.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang