Bab 26

1.1K 32 2
                                    

"Hallo Mak tirii..?" Ucap Salena khas bangun tidur, setelah menggeser layar hijau pada ponselnya. Sungguh suara deringan ponsel berhasil menggangu tidurnya.

"Iyaa! Gue Mak tiri luu.. gue mau marahh!!" Jawab Alexsa berapi-api.

Sontak Salena kaget dan membenarkan duduk nya, yang sebelumnya masih berbaring dibawah selimut. Tangan yang satunya meraih lampu kamar dan menghidupkannya.

"Ada apaa Bun? Kenapa marah-marah ngak jelas."

"Iyaa, gue marah ngak jelas! Coba jelaskan, apa yang telah lu masukin kedalam koperr?" Ketus Alexsa kesal.

"Hehehe.." Salena tersenyum kecut.

"Hehehhee.." Alexsa mengejek.

"Lu Taukan disini cuacanya dingin! Trus ngapain luu isi koper ini dengan baju haram inii! Hah? Lu kira gue mau bulan maduu!!"

"Hehehee.. anggap aja gitu Bun. Lagian gue bukan masukin pakaian aja." Salena membela diri.

"Apalagi? Orang yang ada pakaian ini doang.!"

"Ada Bun, gue juga masukin pakaian dalam disana, pastinya semuanya baru dong. Hehehe.."

"Sama aja nonn!!" Alexsa memutar bola mata malas.

"Hehehe maap, gue fikir itu akan membantu bunda buat ngerayu papa." Jawabnya tanpa dosa.

"Lu punya mulut ngak disekolahkan apaa? Dari mana lu dapat idee, mengisi semua koper dengan lingerie? Gue ngak habis fikir, lu mau buat gue mati kedinginan disini!?"

"Jangan khuatir Bundaa, kalau di gin tinggal minta dipeluk aja sama papa, bukannya lu kesana sama laki luu?"

Alexsa kaget hingga mulutnya ternganga, sungguh dia sudah kehabisan kata-kata untuk membalas Salena.

"Udah bukan bikin tenang ngomong sama luu, malah semakin membuat gue jengkell!!" Cetusnya hendak memutuskan panggilan.

"Jangan marah Bun, jangan lupa bawa oleh-oleh ya, gue ingin sekali memiliki adik laki-laki." Kekeh Salena.

"Bodook!!" Jawab Alexsa memutuskan panggilan.

Alexsa mendengus kesal, dia bingung harus memakai pakaian apa. Ada juga pakaian yang layak, itupun dres tali spageti yang panjangnya hanya sebatas paha.

Mau bagaiman lagi, dari pada berpakaian baju saringan ikan lebih baik memakai dres tali spageti. Paling tidak masih bisa menutupi Bundelan depannya.

Diruang makan##

Sebelum berbelanja Alexsa dan Hans makan siang bersama. Alexsa menyempatkan diri memasak seadanya setelah berpakaian.

Suasana canggung ,Alexsa yang risih dengan pakaian kurang bahan itu, sesekali menarik ujung roknya kebawah.

Hans yang sejak tadi merasakan seluruh aliran darahnya memanas, berusaha tidak menoleh kearah sang istri.

Pria dewasa mana yang tak kan terpengaruh dengan  apa yang dipakai Alexsa saat ini. Apa lagi mereka adalah pasangan  halal.

Hening tanpa suara, hanya detingan sendok dan garpu yang memecah suasan sunyi ini.

"Kenapa berpakaian seperti ituu? Bukan kah kamu tau disini sangatlah dingin?" Ucap Hans memecah kesunyian. Yang masih betah merunduk menatap makanan yang ada diperingati nya.

Sontak Alexsa mengalihkan pandangan padanya, " Hmm.." Alexsa pun bingung akan menjawab, tidak mungkin dia mengatakan jika ini ulah dari anak tirinya.

"Alexsa lupa om, ternyata Alexsa salah bawa koper.." dustanya berharap Hans akan mengakhiri pertanyaan.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang