Bab 4

2.4K 58 0
                                    

"Pernah.. " jawab Alexsa dengan wajah yang tertunduk. Sedangkan tangannya saling meremas mengurangi ketegangan yang dia rasakan saat ini.

Salena menerbitkan senyum tipis penuh arti.

"Dimana?" Tanya Salena menatap serius begitu juga dengan ayahnya.

"Tadi pagii.. ngak sengaja kami bertemu dalam sebuah kecelakaan." Jawab Alexsa ragu.

"Oh,iyaa..  om baru ingat.. hehehe, kamu kan gadis yang om antarkan kekampus tadi, ya kan?" Balas ayah Salena dengan senyuman yang manis, tentu saja Alexsa tidak akan melihat senyum itu. Karna akan menambah debaran jantungnya yang semakin kencang nantinya.

Salena hanya menatap dua orang yang ada dihadapannya itu secara bergantian. ' Pantas saja mobil papa tadi melintas dihalaman kampus, ngantar Alexsaa tohhh.' Salena membatin.

"Lu anehh All, masa baru ketemu tadi pagii.. udah langsung jatuh cintrong?" Gumam Salena yang masih bisa didengar oleh Alexsa. Alexsa hanya memejamkan mata malu, karna ucapan Salena.

"Oh iyaa, Alexsaa.. tadi motornya udah dibawa anak buah om kebengkel, dan udah beres. Apa mau diantarkan kerumah kamu atau kamu jemput sendiri kebengkel?"

"Hmm.." Alexsa tidak sanggup menjawab ntah kenapa bibirnya terasa kelu akan berbicara.

"Antar kesini aja pah, biar besok Alexsa bawa pulang, Karna malam ini dia nginap disini.. nemenin Salena." Ujar Salena

"Oh, gituu? Yaudahh.. ntar biar papa suruh pak Ujang bawa kesini motornya."

"Makasih papa.." satu kecupan mendarat dipipi sang ayah, sungguh hal itu membuat Hansdoko, yang akrab dipanggil Hans itu tersenyum lebar, telah beberapa hari ini aksi hangat itu tidak dia rasakan, Karna sang putri semata wayangnya merajuk.

"Ayo sayang, kita kesana, potong kue.." ajak Hans, beliau langsung berjalan menggandeng anak gadisnya itu.

Salena tidak menjawab, dia hanya mengikuti gerakan kaki sang ayah, sementara tangan yang satunya tidak lepas dari sang sahabat.  Alexsa baru bisa bernafas lega ketika Hans telah mengalihkan arah darinya.

Acara digelar dengan meriah, semua teman- teman seangkatan dengan Salena di SMA diundang, dan ada juga beberapa rekan bisnis Hans juga memeriahkan, karna diantara Mereka ada juga orang tua wali dari teman- teman seangkatan Salena.

Jam menunjukan pukul 12 malam, Alexsa dan Salena saat ini berbaring lelah dikamar Salena. Walau bagaimana pun mereka sangatlah lelah, Karna seharian tadi mereka berbelanja dan juga malam nya mengadakan pesta. Tentu saja mereka  sangatlah lelah.

"Maafin gue ya Sal.. udah tertarik sama bokap luuu.." ucap Alexsa memecah kesunyian antara mereka, sedangkan tatapannya saat ini menghadap lurus kelangit- langit kamar.

Salena yang saat ini tengah telayang, kembali membuka mata. Seketika gadisa cantik itu kembali duduk  menatap Alexsa didalam temaramnya lampu tidur.

"Ngapain lu tertarik sama bokab guee? Bukannya lu bilang, dia ituu.. botak, gendut, tua dan jelek!" Cibir Salena menahan senyum.

"Lu mahhh.." cicit Alexsa merenggut manja.

"Hihihi.. gue bercanda Jenk.. tampan kan papa guee. Lu ngak Caya sihh.."

Alexsa mengerucut kan bibirnya salah tingkah.

"Kenapa lu minta maaf? Lu ngak salah All." Ucap Salena mengalihkan pembicaraan.

Alexsa mengalikan tatapannya, kemudian duduk berhadapan dengan Salena.

"Lu gimana sih Sall? Gue itu jatuh cintrong sama bapak luu. Masa luu ngak ngerasa risih gituu?"

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang