Bab 59

857 21 0
                                    

"Hmm akhirnya kita sampai  di tanah air tercinta. " Itu hal yang pertama terucap dibibir ketika kembali menapak di tanah kelahiran ibu Pertiwi.

Hans dan Salena mengulas senyum melihat aksi Alexsa. "Ayoo.." ajak Hans ketika melihat sebuah mobil mewah miliknya telah standby di parkiran.

"Ayo.." Jawab Alexsa dengan raut wajah bahagia.

Hans meraih tangan sang istri  menggandengnya menuju mobil, pak Ujang yang melihat sosok majikan dari jauh, tengah bersiap membuk pintu mobil.

Sementara Salena berusaha menghubungi Justin, sekedar memberi kabar jika dirinya telah sampai ditanah air. Tapi wajahnya kecewa, karna sang kekasih tidak menerima panggilannya.

Salena sungguh bingung, Ada apa dengan sangat kekasih? Kenapa akhir-akhir ini sulit sekali untuk dihubungi.

"Kapan kalian mulai masuk kuliah?" Tanya Hans yang berhasil membuyarkan lamunan Salena.

"Masih ada waktu satu Minggu lagi mas." Jawab Alexsa sakenaknya.

"Ooh.." pria itu pun memilih diam sambil melihat pemandangan luar jendela.

Alexsa dan Salena saling lirik satu sama lain. Seperti lirikan itu saling bicara.

"Pahh.. apakah boleh kami liburann ke.."

"Ngak boleh!" Belum saja Salena menyelesaikan ucapannya, Hans sudah memotong.

"Tapikan pahh.. aku belum selesai bicara."

"Papa sudah baca fikiran kalian, mau pergi kemana. Saat ini Sumbar bukalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.."

"Kok gitu sih pahh? Padahal kami sudah lama merencanakan ini.." dahi berkerut dengan bibir mengerucut yang ditampilkan Salena.

"Bun bantu ngomong napaa?" Salena meminta pembelaan dari sang ibu sambung.

"Dengar dulu mass.."

"Jangan membujuk dek, mas tidak akan izinkan Kalian  kemanapun. Kan kalian baru saja habis liburan di Swiss. Apa itu belum cukup?"

"Itumah yang liburan papa sama bundaa.. bukan Akuu." Gerutu Salena yang nyaris didengar oleh Hans, tapi tidak untuk Alexsa. Gadis itu hanya bisa tersenyum mendengar ucapan kesal sang sahabat.

Merengut sambil menyintak tubuh kedepan, Saat ini Salena duduk dibagian depan mobil, Karna dibagian belakang sudah diisi oleh Hans dan juga Alexsa.

Butuh lima belas menit mereka mencapai rumah mewah milik Hansdoko. Sampai disana mereka disambut oleh para pelayan disana bak seorang raja dan ratu.

Hal pertama yang dilakukan Alexsa adalah menuju kamarnya, Karna lelah nya tubuh  yang harus di rebahkan diatas ranjang, itu sungguh nyaman untuk saat ini.

Sementara Salena juga melakukan hal yang sama, memilih tempat tidur untuk istirahat.

Sedangkan Hans orang yang super sibuk dengan kerjaannya memilih ruang kerja untuk tempat pertama kali dia kunjungi dirumah itu. Pekerja keras selalu tidak akan mengenal lelah demi mencari kesuksesan. Begitulah sifat Hansdoko.

Hidup terlunta-lunta waktu kecil menjadi cambuk bagi dirinya. Dimana jika ingin mencapai sesuatu harus ada usaha di setiap pencapaian itu tentunya.

**************

Beberapa waktu berlalu.

Disaat makan malam usai, Alexsa dan Salena menghabis kan waktu menggibah di kamar Salena. Ada aja cerita mereka hingga membuat suasana kamar itu ramai.

"Bun, bukannya kita sudah sepakat. Siapa diantara kita yang menikah duluan.. maka.. wajib menceritakan tentang malam pengantin mereka." Alexsa kaget dengan mata membola sempurna.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang