BAB 61

647 11 1
                                    

Setelah ibu Justin  meminta izin pada Hans, dan mendapatkan izin. Kemudian mereka pun pergi meninggalkan rumah mewah Salena. Kali ini Salena hanya pergi sendiri tidak ada Alexsa bersamanya.

Alexsa sedikit kecewa, karna tidak adanya tawaran dari sang sahabat mengajak dirinya serta. Menurut Salena lebih baik dia pergi sendiri tanpa membawa Alexsa, karna tidak ingin jika nanti Alexsa mengetahui suasana hati dirinya terhadap Justin.

Suasana hening, tidak ada percakapan antara Justin dan juga Salena disepanjang perjalanan ke tempat tujuan. Hingga membuat sang ibu bingung. Dia melihat mereka bukanlah sepasang kekasih. Melainkan seperti baru kenal kemarin karna perjodohan.

Salena hanya memanjakan matanya dengan pemandangan diluar jendela. Mata ibu Justin menoleh pasangan itu secara bergantian dengan wajah bingung.

" Sayang, apakah kamu keberatan dengan ajakan dadakan dari Mama?"tanya Helena.

Beralih menatap, sang calon mertua. Sebuah senyum terukir dibibir manis Salena. "Ngak tantee.. Salena senang jika Tante ngajakin Salena jalan." Jawab Gadis itu seiring dengan senyum manis.

"Syukurlah.. tapi jangan panggil Tante dong sayang. Kamu harus panggin mama mulai sekarang."

Tanpa adanya protes, Salena pun mengikuti ucapan Helena. "Baiklah Mama.." sebutan manis itu sungguh mengandung makna dihati Helena. Ada setitik embun diekor mata karna haru.

"Bagaimana pendapat kamu tentang Justin?" Akhirnya percakapan ntah lari kemana, begitulah sejatinya ketika sepasang mertua dan calon menantu memulai percakapan ketika awal pertemuan.

Sejenak Justin yang duduk dibagian depan mobil seketika membeku. Ntah kenapa ibunya menanyakan tentangnya tepat dihadapannya. Tentu pria itu sedikit grogi mendengarnya nanti.

"Justin orangnya baik Ma, kenapa mama menanyakan hal ituu?" Jawab Salena sekenaknya.

"Ohh.. untung lahh, dia ngak beranikan ngecewain kamu? Awas aja kalau sampai dia beranii!" Sudut mata Helena melirik Justin tajam.

Salena hanya bisa mengulum senyum melihat aksi Helena yang dianggapnya berlebihan itu.

"Itu ngak mungkin maa.. orang Justin sayang banget sama Salena.." jujur pria itu.

Sementara gadis yang disebutkan namanya tertunduk malu. Sungguh ucapan Justin berhasil membuatnya tersipu.

"Ehh...kita udah sampai Ma.." Salena mengalihkan pembicaraan. Bisa melayang dia jika Justin kembali mengeluarkan ucapan-ucapan yang akan membuat pipinya memerah nantinya.

Helena melirik keluar jendela mobil. Benar saja yang diucapkan Salena, saat ini sopir menuju parkiran disebuah Mal ternama di kota itu.

"Turunkan dulu kami didepan gerbang Mang Asep, baru nanti kamu nyari parkiran." Perintah Helena yang dibalas anggukan oleh sang sopir.

"Baik buk.." jawab Mang Asep sopan.

Seperti perintah sang majikan mang Asep pun menghentikan mobil ditempat yang di perintahkan Helena. Mereka pun bergegas turun. Setelah ketiga orang itu menapak di tanah, barulah mang  Asep mengalihkan mobil keparkiran yang tersedia.

Tempat pertama yang mereka tuju adalah sebuah toko berlian. Helena dengan antusias memperlihatkan pada Salena beberapa pasang cincin yang akan mereka gunakan ketika bertunangan nanti. Justin hanya mengulas senyum memperhatikan tingkah dua orang wanita yang ada dihadapannya itu.

Setelah mendapatkan pilihan kemudian mereka pun beralih ke toko lainnya. Ya, kali ini mereka memilih butik ternama di Mal itu. Butik yang selalu menjadi langganan Helena. Tentu seluruh pegawai akan mengenalinya. Mereka pun disambut dengan sapaan hormat dan juga sopan.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang