Bab 16

1.2K 33 0
                                    

Setelah sarapan pagi, Hans kembali mempertanyakan seorang Justin bagi Alexsa melalui Salena, tetap saja gadis itu menjawab dengan ucapan yang sama, hingga membuat Hans tidak puas dengan penuturan Sanga anak.

Selesai berbicara dengan sang anak semata wayangnya. Bukan membuat hati Hans tenang, malah dia dibuat semakin gelisah. Mendengar ucapan ambigu dari Salena sejak kemarin hingga hari ini.

Menghembus nafas berat, dan memijat pelipisnya, itulah yang dilakukan pria tampan itu saat ini. Pusing memikirkan Alexsa memiliki hubungan khusus dengan seorang pria lain.

"Apa yang ingin kamu buktikan Alexsa, bukan kah kamu seorang istri.. lalu apa yang kamu lakukan dengan pria lain.." gumamnya mengeluh. Lagi-lagi meraup wajah kasar sekedar meluapkan rasa lara dihatinya.

Beberapa saat berlalu..

Berusaha payah Hans melupakan kejadian tadi pagi, hingga akhirnya dia memfokuskan diri kepekejaan, saat ini dia dan Anita membahas didepan laptop dan duduk dikursi kebanggaannya.

Tiba-tiba skretaris Hans mengetuk pintu dan masuk.

"Yaa..Ada apaa?" Tanya Hans ketika melihat sosok skretaris diambang pintu.

"Mohon maaf pak, Istri bapak kesini, katanya ada perluu.." ucap Wanita itu sopan.

"Istrii?" Hans sedikit terperangah. Tumben Alexsa nyemperin dia kekantor.

"Iyaa pakk.. apa saya suruh masuk, atau tunggu bapak saja diloby?"

"Suruh tunggu ajaadi lobyy.." cetus Anita, dan berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Hans. Walau bagaimana pun Hans dan Alexsa telah berjanji, hubungan suami istri mereka harus terlihat baik didepan publik.

"Suruh dia masuk!" Perintah Hans tanpa menoleh wanita yang ada diambang pintu tersebut.

Tak lama kemudian Alexsa pun sampai diambang pintu, dengan telaten sang sekretaris membukanya.

Semula Hans akan tersenyum dengan sosok Alexsa hadir diambang pintu. Seketika senyumnya pun menghilang karna bukan hanya Alexsa disana, tapi juga Justin yang ikut serta.

"Mau ngapain kamu kesini!?" Ucapnya dingin, sedangkan tatapannya saat ini telah mengarah pada Anita yang mana dihadapannya.

"Dasarr maniak! Ngomong sama istri cetus banget!!" Gerutunya dalam hati, sedangkan bola matanya memutar malas.

Dengan langkah besar Alexsa memasuki ruangan pemilik perusahaan itu, dan mendekati sang suami dengan sebuah map ditangannya.

"Tolong tanda tangani..!" Cetus Alexsa, sementara dia memunculkan tatapan mematikan untuk sang pelakor.

"Apa inii?" Tanya Hans dengan kerutan di dahi, melirik benda yang saat ini diletakan Alexsa diatas meja, tepat dihadapannya.

"Itu semacam surat permohonan izin om, yang harus ditanda tangani oleh om sebagai wali sah, nya Alexsaa!" Ucapan akhir sengaja ditekannya sengaja memamerkan hubungan mereka berdua pada Anita.

Anita hanya diam membisu, tapi hatinya tidak dipungkiri. Saat ini dia tengah menggerutu, merutuk Alexsa.

"Iyaa saya tauu, ini surat seperti ituu? Tapi dalam rangka, dan acara pasang?" Tanya Hans menyelidik.

"Kemah om, kesumbar!"jawab Alexsa tanpa beban. "Tadinya Alexsa mau memberikan ini pada om untuk ditandatangani, tadi pagi. Tapi berhubung ada seseorang! Ya terpaksa Alexsa melupakannya!" Lagi Alexsa berkata penuh dengan sindiriran.

"Kesumbar? " Melirik Alexsa dengan sudut mata, kemudian Hans mengalihkan tatapan tajam pada Justin. "Dia juga ikutt?" Lagi Hans bertanya dengan nada cool.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang