Bab 39

1.3K 31 0
                                    

Suasana hening ...

Hans fokus menatap jalanan. Sedangkan Alexsa hanya bisa diam terpaku ditempat. Bahkan gadis itu tidak berani menatap sang suami.

Sejak tadi Hans memasang wajah masam. Tidak menoleh Alexsa sedikit pun. Bahkan mungkin dia tidak menganggap Alexsa disampingnya.

Berjalan tiga puluh menit untuk mencapai apartemen, membuat Alexsa tertidur lelap. Hingga Hans menghentikan mesin mobil. Gadis itu tidak terjaga.

Ketika mobil telah terletak pada tempatnya, Hans baru menoleh sang istri. Tersenyum manis melihat wajah imut Alexsa ketika tidur.

"Siapa yang bilang tadii.. akan melanjutkan dirumah?" Kekeh Hans dengan nada berbisik. Pria tampan itu tidak ingin membangunkan sang istri oleh berisik karna suaranya.

Menggendong sang istri menuju apartemen miliknya, kemudian membaringkan dikamar, ya lebih tepatnya dikamar Hans. Pria itu seperti tidak tenang jika Alexsa tidur dikamar lain, bisa saja dia kan teringat kejadian tadi kemudian sedih lagi.

Satu kecupan di dahi sang istri, barulah kemudian Hans menyambar handuk lalu memilih kamar mandi untuk membersihkan diri. Kebiasaan pria itu, sebelum tidur malam dia akan mandi terlebih dahulu.

*

*

*

Salena meraih ponsel dengan senyuman penuh, mencari no kontak sang kekasih. Tidak butuh waktu lama, panggilan pun terhubung.

"Hallo yank? Ada apa?" Ucap Justin memulai percakapan.

"Ngak adaa.. cuma.. kangen ajaa.." seutas senyum pun terbit dibibir.

Justin hanya diam, tapi menerbitkan senyum disudut bibirnya.

"Yank.. kamu mau ngak? Ikut aku ke Swiss?" Tanya Salena ragu.

"Ngapain ke Swiss?"

"Mau nyusul bundaa.." jawab Salena tanpa beban.

"Ngak enak aku yank.. ntar papa kamu ngak sukaa.." tolak Justin secara halus.

"Tapi yank.. aku mau ngerjain Aniversary mereka, gimana caranya..? Jika aku sendiri yang mengurusnya?" Rengut manja Salena.

Walau dari jarak jauh, Justin bisa membayangkan raut wajah Salena saat ini. Pasti sangat imut. Sungguh hatinya tak rela jika menolak.

"Okee, tapi aku tinggal di apartemen papa ku ya yank, ngak enak jika harus tinggal berbarengan dengan ka'muu.."

"Iyaa..iyaa.. siapa juga yang ingin tinggal satu rumah dengan kamu.." Rajuk Salena

Justin kembali tersenyum, bayangan bibir manyun Salena saat ini memenuhi benaknya.

"Kapan berangkatnya?" Justin sengaja mengalihkan ucapan.

"Sekarang yank.." jawaban singkat Salena sungguh membuat Justin sangat terkejut.

"Kenapa dadakan?" Tanya pria itu bingung

"Yaa..." Salena berusaha mencari alasan setepat mungkin, ngak mungkin kan. Dia bilang Alexsa hampir mengalami pelecehan.

"Iyaa, kenapa yank?" Lagi Justin bertanya.

"Yaa.. teringatnya baru sekarang yank, kangennya juga dadakan. Kamu kan tauu, aku ngak pernah Pisah sama bunda, semenjak pernikahannya sama papa." Alasan yang sungguh tepat.

Tak ada niatan lagi bagi Justin untuk bertanya. Karna ucapan Salena itu sudah cukup baginya. Dia juga tau seperti apa dekatnya ibu dan anak sambung itu.

"Ya dehh.. kita ketemu dibandara."

"Ok yank.. byee.." Salena pun memutuskan panggilan.

Menurut Justin sesekali  dia juga butuh liburan, sebab setiap liburan dia selalu akan membatu sang ayah dengan pekerjaan kantor. Dia seorang ahli komputer, membuat sang ayah selalu menggandengnya kemanapun, ketika Justin sedang liburan kuliah.

*

*

*

Sementara di Negri yang terkenal dingin itu, sepasang suami istri tengah tertidur lelap, Posisi mereka saat ini sangatlah romantis. Tanpa sadar Alexsa tidur didalam pelukan sang suami, dada bidang Hans sebagai bantalnya, sungguh pemandangan yang sangat diingin kan Alexsa selama ini. Andai dia tau saat ini impiannya telah terwujud.

Seperti biasa Hans akan terbangun lebih dahulu dari Alexsa, lagi dia menatap sang istri dengan lembut, sebuah kecupan pun mendarat didahinya. Barulah pria itu perlahan melepaskan Alexsa dari pelukannya..Hans melakukan itu sehati-hati mungkin, dia tidak ingin gadis itu mengetahui posisinya saat tidur. Menurut Hans, bisa malu dia ntar..

Bersiap dengan sarung dan peci, Hans membangunkan gadis itu.

"Bangun.. Alexsaa.. sholat subuh dulu." Sedangkan tangannya menggoyang-goyangkan lembut tubuh sang istri.

"Hmm.." Suara Alexsa khas bangun tidur. Tak butuh mengumpulkan nyawa, gadis itupun langsung duduk dari pembaringan. Dia tidak lagi canggung mendengar suara sang suami membangunkannya.

"Bentar ya omm, Alexsa mau bersuci dulu.." tanpa menunggu jawaban Alexsa pun turun dari ranjang menuju kamar mandi.  Sementara Hans yang ditinggal masih saja memejamkan mata sambil mengeratkan gigi, lagi-lagi ucapan om yang Alexsa sematkan sungguh melukai harga dirinya sebagai sang suami.

*

*

*

*

Seusai sholat subuh, Alexsa pun bergegas kedapur, mencari sesuatu untuk dimasak, tidak seperti hari sebelumnya, dimana kulkas masih kosong, sedangkan saat ini beda itu terisi penuh dengan sayur mayur dan juga snak.

"Dasar orang kaya.. hanya butuh menghentikan jari, kemudian kulkas pun penuh." Alexsa bergumam.

Gadis itu mengambil beberapa bahan yang akan dia masak. Meletakan diatas meja masak, kemudian mengikat rambut yang terurai, tak lupa dia memakai celemek.dengan telate gadis itu memulai aktifitasnya didapur.

Tidak butuh waktu lama,.Alexsa telah menyelesaikan pekerjaannya. Dua porsi nasi goreng sifood ditata diatas meja. Lengkap dengan dua gelas coklat panas disana.

"Bereess.." ucapnya sambil menepuk tangan keatas dan bawah.

Memindai keseluruh ruangan mencari keberadaan sang suami.

"Om Hans, mana yaa? Dari tadi ngak kedengaran suaranya.." beralih keruangan lain sambil memanggil. Tak ada sahutan dari yang punya nama.

Satu yang diketahui Alexsa, mungkin saja saat ini beliau dikamar nya. Tanpa berfikir gadis itupun bergerak kesana.

"Om Hanss.." panggilnya ketika membuka pintu. Tidak ada sahutan dari dalam, hanya kesunyian yang ada.

Melangkah kedalam dengan tatapan lurul keranjang. Bisa dilihat gadis itu tempat pembaringan itu sangat berantakan, dia lupa merapikannya selesai sholat subuh tadi. Memilih merapikan terlebih dahulu barulah nati dia akan cari lagi sang suami.

"Beres.." ucapnya dengan senyuman.

Seketika dia berbalik badan, disana gadis itu terpaku menatap lurus kedepan. Tanpa dia sadari saat ini sang suami telah berdiri dihadapannya dengan keadaan bertenajang dada, dan handuk yang terlilit dipinggang. mata Alexsa bahkan tidak berkedip menyaksikan itu.

Dia tidak bisa membohongi dirinya, sungguh dia terpana melihat kemolekan tubuh sang suami. Kulit putih bersih, Atletis dadanya yang bidang dan perutnya yang kotak-kotak. Otak.gadis itu sedang menghitung berapa garis kotak diperut sang suami.

Sedangkan pria itu berdiri dengan santai sembari mengusap.rambut yang basah.

"Sudah puass, liatnyaa?" Tanya Hans dengan santai. Kemudian pria itu pun beralih kearah lemari.

Alexsa sedikit kikuk, Karna ucapan sang suami. Ketauan secara terang-teranangan membuat Alexsa salah tingkah.

"Kamu inii, aneh Alexsaa.. tidak kah kamu sedikit terkejut melihat saya tidak berpakaian?" Ucap Hans masih sibuk mencari pakaian.

"Ngakk.".jawabnya tanpa dosa. Alexsa pun duduk disisi ranjang sembari memperhatikan bagian punggung Hans.

Hans sedikit menerbitkan senyum setipis mungkin. Ntah apa yang ada dipikiran.pria dewasa ituu..


I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang