BAB 67

615 15 0
                                    

"Hallo boss.. kami telah melaksanakan tugas, tinggal bawa mereka Ke Tkp.." ucap Sang bos memallui ponsel dengan seseorang.

Sedangkan disebrang sana, Anita dikagetkan dengan ucapan mereka dari orang suruhannya itu.

"Maksud kamu mereka? Bagaimana? Saya tidak mengerti!" Bentaknya panik.

"Maaf bos terjadi kesalah sedikit. Tadinya kami hanya menangkap satu orang, tapi temannya datang, hampir berteriak.. jadi tak ada pilihan selain membiusnya juga dan membawanya serta." Pria berbody kekar itu berkata dengan penuh rasa penyesalan.

"Dasarr!! Tidak becus!! Masa nangkap satu orang wanita saja, kalian bisa salah beginii!??" Terlihat saat ini Anita tengah berjalan mondar mandir, sekedar menghilangkan kepanikannya.

"Maaf boss.."

"Apakah wanita itu, yang ada difoto?" Tanya Anita memastikan.

"Iya bos, dan temanya juga yang berada difoto.." jawab Pria itu dengan sigap. Sesekali pria itu menoleh kebelakang memastikan kembali, agar sedikit meyakini diri.

Anita meraup wajah kasar. Sudah bisa dia tebak, jika Salena juga terjebak dengan penculikan yang dia rencanakan ini.  Dia semakin panik. Niat sebenarnya ingin menjebak Alexsa, agar Hans menyangka jika gadis itu tengah berselingkuh dengan seseorang, tapi kejadiannya kok jadi serunyam ini. Ketakutan pun muncul dibenaknya.

"Dengar, jangan sampai salah orang. Wanita yang harus kalian lecehkan, yang bernama Alexsaa! Gadis yang satunya cukup ditakuti saja! Mengerti!?"

"Baik bos, perintah, akan kami laksanakan.."

Anita pun memutuskan panggilan sebelah pihak, saat ini dia tengah berada dikantor Hans. Dimana dia harus terlihat polos Dimata Hans. Dia akan berusaha sesantai mungkin, agar Hans tidak menyadari apa yang terjadi. Menghirup udara sebanyak mungkin, dan merapikan pakaian yang tidak berantakan. Kemudian Anita pun melangkah menuju studio foto. Dimana dia yang jadi modelnya.

*

*

*

Alexsa dan Salena telah berbaring di ranjang, Tak sadarkan diri. Sementara  tempat  itu sepi hanya mereka berdua disana.

Setelah beberapa lama akhirnya Alexsa sadarkan diri. Mata perlahan terbuka. Gadis itu memijat kepala yang sedikit nyeri. Perlahan dia duduk. Barulah Alexsa membuka lebar matanya.

Seketika gadis itupun terkejut. Bagaimana tidak, saat ini gadis itu mendapati dirinya dang sang sahabat terbaring diatas ranjang dengan posisi tak sadarkan diri. Alexsa kembali mengingat kejadian sebelumnya. Akal sehatnya pun mulai mencerna. Saat ini mereka  di culik oleh orang tak bertanggung jawab.

"Sall.. bangun!" Gadis itu mengguncang tubuh sang sahabat dengan kencang, berharap Salena akan terbangun.

Wajah panik bercampur takut, hingga keringat pun bercucuran seakan dia bisa membaca apa yang akan terjadi setelah ini. Tentunya kejadian buruk akan menimpa dirinya dan juga Salena.

Alexsa masih berusaha membuat Salena bangun. Tapi usahanya pun sia-sia. Salena bahkan tidak bergerak sedikit pun, dan tak menunjukan jika dia akan sadar.

Kembali Alexsa berfikir dalam keadaan panik. Hal yang terfikr olehnya adalah tas yang dia gunakan tadi. Matanya berpedar keseluruhan ruangan. Beruntung para penculik ceroboh meninggalkan tas mereka dalam keadaan rapi diatas narkas. Hingga Alexsa pun bergegas mengambilnya.

Gadis itupun bergegas menggogoh isi didalamnya dengan wajah tegang, sesekali dia melirik pintu, berharap sang penculik masih lama datangnya. Ketika dia mendapat benda yang dicari, gadis itupun menghentikan gerakan. Kemudian menarik kembali tangan beserta ponsel keluar dari tas.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang