Bab 54

1K 29 3
                                    

Esok harinya Hans dan Alexsa pergi menghadiri pesta pernikahan rekan kerja Hans di nengri itu, sesuai niat utama mereka akan menghadiri acara itu maka pasangan yang masih.

Bias wajah yang mereka tampilkan adalah wajah yang sangat bahagia sesekali Hans menggoda Alexsa hingga gadis itu tersipu malu.

Semua para tamu undangan terbuka dengan kecantikan Alexsa, ada juga yang bergosip jika Alexsa menikahi Hans karna gila harta. Menimbang ngak mungkin kan seorang gadis muda mau menjadi istri duda tua, yang usia nya terpaut jauh dari Alexsa.

Tapi Hans dan Alexsa hanya menanggapinya dengan senyuman. Setelah memberikan ucapan selamat pada pengantin dan juga tuan rumah mereka pamit pulang.

"Mas besok kita pulang keindo ya? Adek mau liburan ke pulau Sumatra sama Salena, masih ada waktu satu minggu lagi untuk kami liburan." Ucap Alexsa ketika sampai rumah, saat ini mereka berjalan menuju kamar.

Dahi Hans berkerut. " Maksud adekk? Adek ninggalin mas, sendirian? Dirumah?" Hans seakan tidak rela jika istri tidak berada dekat dengannya.

" ngak sendirian mas, banyak kok pelayan disana.." jawab Alexsa tanpa dosa.

Dengan santai gadis itu akan beranjak menujunkamar mandi hendak memberikan diri.

Hans mengekorinya dia masih ingin mengajukan protesnya.

"Mas ngak izin kan!" Tegasnya dengan wajah pura-pura berkuasa.

Alexsa menoleh dengan menyudutkan mata.

"Lohh.. kok bisa gitu sih mass.."

"Ya-ya.. terserah mas dong, mas kan suami kamuu dek, ya mas punya hak melarang.."

Alexsa mendengus kesal. Mengelap wajah yang telah disirami air dengan handuk kecil, kemudian menghempas handuk itu, lalu pergi tanpa menghiraukan ucapan Hans.

"Sa-sayang.. mas masih mau ngomong nih.. " panggil pria itu dari belakang. Tapi tak diharapkan oleh Alexsa. "Malash dicuekin.." gumamnya dengan tatapan yang tak lepas dari Alexsa.

Beralih ke Salena. Saat ini gadis itu tengah duduk seorang diri dikamarnya, dengan sebuah ponsel ditangannya, sejak tadi gadis itu mencoba menghubungi sang kekasih. Tapi dilayar ponsel dituliskan. (Nomor sedang berada dipanggil lain.) Sejak tadi siang Salena mencoba menghubungi Justin tapi selalu saja dibayar ponsel menuliskan tulisan yang sama.

Gadis itu sedikit bingung, kenapa belakangan ini sang kekasih susah sekali dihubungi padahal Watshap dalam mode Online. Kadang ada timbul perasaan curiga, tapi gadis itu mencoba menepis. Tidak mungkin sang kekasih akan berpaling darinya.

Meletakan ponsel diatas narkas kemudian memilih tidur untuk istirahat.

*

*

*

"Mass.. jalan-jalan sama Salena, boleh ya?" Meminta izin dengan wajah tegang, Alexsa sedikit ragu meminta izin akan keluar dengan sang sahabat. Pasti Hans tidak akan mengizinkan. Menimbang kemarin malam dia sampai merajuk ketika Alexsa meminta izin liburan dengan Salena ke Sumatra dan berakhir dengan Alexsa yang mengalah.

Tanpa diduga, ternyata Hans mengangguk pertanda setuju, senyum melebar yang ditampilkan mereka berdua Karna bahagia.

"Kapan perginyaa?" Hans bertanya.

Kedua gadis itu serentak mengalihkan tatapan padanya.

"Nanti sore.." jawab Alexsa seadanya.

"Ohh, temenin mas duluu.."

Dengan dahi kerut Alexsa menatap sang suami. Perasaan Hans tidak ada mengatakan ada rencana mau pergi.

"Kemana mas?" Tanya Alexsa ragu.

"Jangan banyak tanya, ayo ikut." Hans meraih lembut tangan sang istri hingga gadis itu mau tak mau harus ikut.

"Kemana pahh? Ntar papa ngak inget loo.. kalau kami janjian." Protes Salena.

"Papa janji sayang, papa akan kembalikan bunda, sebelum sore datang."

"Ngak percaya." Rajuk Salena.

Hans tersenyum melihat tingkah manja sang anak.

"Pokoknya kami perginya sekarang, ngak jadi soree.." Salena bersikukuh.

"Ngak bisa sayang.. papa harus pergi sekarang." Tersenyum licik kemudian melangkah pergi meninggalkan Salena.

"Paa, paaa.." sedikit berteriak sambil menghentak kaki Salena memanggil dengan kesal. Tapi sayang Hans tetap berlalu dengan menggandeng sahabat sang anak.

Alexsa yang tidak tau apa-apa hanya bisa berkerut dahi melihat perlakukan sang suami yang menurutnya lebai itu. Ngak mau mengalah sama Salena, padahal dia adalah ayah kandung nya sendiri.

"Kita mau kemana sih mass?" Tanya Alexsa ketika mobil Hans telah mulai menyala dan melaju membelah jalanan.

"Mas mau lihat hotel yang baru saja diresmikan kemarin. " Jawabnya sakenaknya.

Dahi Alexsa tambah berkerut bingung. "Ngapain kesana mass? Jangan bilang mass.." ucapnya penuh selidik.

"Iss.. kamu ini sok uzdon banget sihh.." tersenyum sambil mengacak-acak rambut sang istri dengan sayang.

Alexsa menghepas wajah kesamping, "Adek yakin, mas pasti mau mesum kan?" Tanya penuh penekanan.

Spontan Hans menoleh sejenak merasa lucu dengan pertanyaan Alexsa. Kemudian kembali memfokuskan tatapan kedepan.

"Kamu ngomong apa sih Dekk.. jika mau mesum, masasih bisa melakukannya dirumah. Lagian kamu istri mas.. ngak ada salah nya kan mau mesum dimana aja.."  sungguh pria itu tertawa geli dengan kecurigaan sang istri.

"Dasar predatorr.." gerutu Alexsa yang masih bisa didengar oleh Hans. Pria itu hanya bisa tersenyum.

"Hotel itu diresmikan kemarin dek, harusnya mas ada disana saat itu, tapii.." sejenak Hans kembali menoleh sang istri, dan Alexsa pun menatapnya dengan wajah penasaran.

"Tapi apa mass? Lalu apa hubungannya hotel itu sama kamu?" Alexsa penasaran.

"Tentu saja ada sayang, hotel itu adalah milik Mas, yang telah rampung beberapa bulan yang lalu, dan kemarin peresmiannya." Alexsa akhirnya bungkam Karna telah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

"Harusnya kemarin mas kesana, tapi Karna istri kecil mas ketika itu sedang merajuk, makanya mas mengalihkan sama.irang kepercaan mas, untuk peresmian kemarin."

"Maaf ya mas.." lirihnya tak enak hati.

Meraih sang istri hingga bersandar dipundaknya. " Ngak perlu minta maaf sayang.. kemarin adalah momen penting bagi mas, karna sejak hari kemarin mas telah memiliki adek seutuhnya.." mengecup dahi sang istri sejenak, sementara tangan satunya dikepala sang istri tangan lainnya memegangi stir mobil matapun tertuju kedepan.

Alexsa hanya tersenyum sambil memejamkan mata, meresapi kehangatan pelukan sang suami saat ini.



I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang