Bab 10

1.3K 27 0
                                    

Hans baru menggeser simbol hijau di ponsel nya, setelah memastikan dia sudah keluar dari kamar sang anak.

"Hallo Anitaa.. ya, ada apaa..? " Sungguh suara lelaki yang wajahnya menolak tua  itu berkata dengan nada rendah dan selembut mungkin.

Hal itu dapat terlihat oleh Alexsa yang saat ini melintas didepan suaminya itu. Hans seolah tak peduli dengan keberadaan Alexsa. Dia hanya melirik dengan sudut matanya. Kemudian kembali ke posisi semula.

"Lembut sekali suara mu om, andaii nada itu kamu pake ketika berbicara dengan kuuu.. pasti hati dan diri ini akan merasa melayang ke udara.."

Alexsa melanjutkan langkah kakinya menuju lantai dasar, disana terletak dapur yang saat ini ditujunya. Dia berniat akan mengisi teko kosong yang ada ditangannya.

Dengan langkah berat wanita itu meninggalkan suami yang saat ini tengah mengobrol dengan wanita lain. Seperti wanita lainnya, tentu saja Alexsa tidak menyukai hal itu.

Malam ini Alexsa akan kembali menuju ke kamar Hans, tapi kakinya sangat berat akan melangkah kesana. Terfikir olehnya memilih kamar lain untuk tidur, tapi dia takut akan pertanyaan sang sahabat pada dirinya. Dia juga bingung akan menjawab apa. Tidak mungkin dia akan beritahu yang sebenarnya. Bisa saja Salena akan kembali meninggalkan rumah  serta memusuhi ayahnya kembali. Jika tau sang ayah tidak peduli pada istri sahnya dan kembali merajut kasih pada wanita yang sangat dia benci.

Alexsa menghentikan langkah, ketika mencapai kamar Hans, berdiri tegak memandangi daun pintu yang saat ini berada didepanya, tangan nya telah terangkat hendak meraih handle pintu, tapi  terhenti diudara. Amarah Hans tiba-tiba muncul dibenaknya. Kembali gadis cantik itu menarik tangannya, segera berbalik badan dengan perasaan takut kemudian  meninggalkan tempat itu dengan langkah besar.

Dia berjalan tanpa tujuan, hingga langkahnya terhenti diruang keluarga. Suasana gelap  karna penerang di ruangan itu sengaja dimatikan, sebab seluruh penghuni rumah tengah beristirahat,

Berjalan dengan langkah gontai serta tatapan kosong akhirnya Alexsa menjatuhkan bokongnya diatas sofa santai yang ada disana. Duduk melamun menyesali semua yang terjadi, bahkan saat ini dia merasa ingin kembali ke masalalu, dan mengabaikan permintaan sang sahabat dan juga perasaannya. Hingga pada Akhirnya matanya lelah dan tertidur diruang keluarga diatas sofa yang sangat sempit itu.

*

*

*

Pagi harinya..

Alexsa mengerejapkan mata, ketika mendengar suara azan subuh berkumandang, segeralah dia bangkit dari tidurnya, ketika dia duduk dirinya dikejutkan dengan keberadaan Hans duduk diatas kursi yang menghadap penuh padanya, dengan tatapan intimidasi.

"Omm??!" Gumam Alexsa. Tentu nya gadis itu belum sadar sepenuhnya.

"Drama apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Hans dingin, tatapannya sungguh mematikan.

"Drama?" Gumam Alexsa bingung. Suara itu masih bisa menebus gendang telinga Hans.

"Ya! Dramaa.. tidur diruang keluarga. "  Hans bangkit dari duduknya menuju Alexsa dengan langkah perlahan, sedangkan tatapannya sinis.

"Hohh! Aku tauu, kamu sengaja melakukannya agar Salena menyadari akan hubungan kita, lalu dia akan kecewa padaku dan saat itu juga dia akan pergii!!."Alexsa mengglengkan kepalanya dengan cepat, menyangkal ucapan Hans.

Saat Alexsa mulai sadar Hans berbicara arahnya kemana, detik itu juga dia memindai seluruh ruangan. Saat ini lah dia baru sadar dimana dia saat ini. Ya, dikamar sang suami. Tapi yang membuatnya bingung, bagaimana dia bisa sampai disini,  sementara dia masih ingat kemarin malam tertidur diruang keluarga.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang