Bab 17

1.1K 30 0
                                    

Satu Minggu berlalu.

Sore ini seperti biasanya Alexsa duduk di ayunan yang ada di balkon. Sambil bermain ponsel. Satu Minggu ini, Anita selalu sengaja mengirimkan pesan gambar padanya. Ketika dia sedang bersama Hans,sebagai lampiasan sakit hatinya, ketika Alexsa memamerkan hubungannya dengan Hans dihadapan Anita. Ntah apalah yang ada dipikiran Anita. Yang penting Alexsa tidak ambil pusing.

Ting! Sebuah pesan masuk betuliskan nama sang pelakor.

"Iss, dia lagii. Mau apa lagi ni orang!" Kesalnya. Tapi tetap saja dia penasaran apa yang telah dikirimkan Anita.

"Maaf ya Alexsaa, Tante harus tidur seperti ini dengan suami kamu." Sungguh gambar yang satu ini membuat Alexsa telojat kaget. Sebelumnya Anita hanya mengirimkan gambar yang wajar, seperti makan malam romantis, dan jalan-jalan ngak jelas, dengan suasan romantis

Bagaimana tidak, saat ini Hans lagi tidur lelap, dengan bertelanjang dada, sedangkan Anita memakai lingerie sexsi. Istri mana yang tidak terkejut melihat penampakan itu.

Tidak ingin merasa Anita menang dengan mengetahui saat ini dia sangat kesal. Alexsa hanya membalas dengan imogi dua jempol. Kemudian melemparkan ponsel kearah sofa yang ada disana. Kembali menghempaskan tubuh keayunan empuk yang dia gunakan tadi.

Duduk melamun dengan padangan yang sangat jauh.

" Pernikahan apakah ini? Kenapa saat ini aku merasa.. aku yang simpanan. Dia yang sah.. lama-lama rasanya sungguh menyesakan.. kapankah ini akan berakhir.. apakah aku harus menyudahi segalanya..? Atau apakah aku harus bertahan sebentar lagii.. Menunggu hatinya akan beralih pada kuu.."

Alexsa memejamkan matanya sesaat, sekedar memberikan kenyamanan disudut hatinya yang setiap kali berduka ketika menyaksikan dan mendengar tingkah serta ucapan romantis dari pelakor ke sang suami. Apalagi seminggu terakhir, Anita kerap kali mengirimkan foto bahkan video romantis mereka padanya. Agar Alexsa akan cemburu dan sakit hati. Dan pada akhirnya memilih pergi meninggalkan Hans.

Ingin rasanya melakukan pemberontakan pada sang suami, tentang itu semua, tapi kembali lagi. Menurutnya itu akan sia-sia.. Hans pasti akan mengatakan apa statusnya bagi Hans, dia hanyalah istri didepan publik, jadi dia tidak ada hak menghakiminya.

"Apakah kesabaran kuu, akan berbuah hasil? Dan apakah dia akan luluh dan melupakan kesalahan ku dimasa lalu..? Andaii.. dia tau seberapa besar cintaku padanya. Bahkan semakin bertambah setiap harinya.. apakah dia akan meninggalkan sahabatnya, dan melupakan balas budinya..? Kemudian memilih akuu? Entahlah.."

Alexsa mengehela nafas panjang, kemudian memijat pelipis matanya. Tak terasa bulir bening terbit disudut matanya. Merasa diri tak di anggap dan dihargai, membuat hati sakit seperti ditusuk ribuan jarum dari arah manapun.

Tidak ingin beranjak, dia masih saja betah duduk melamun di ayunan, dengan tatapan kosong, meratapi nasip tanpa ingin mengeluh ke siapa pun.

Puas duduk melamun, akhirnya Alexsa berdiri hendak meninggalkan Tempatnya bersemayam. Mengingat waktu yang saat ini menujukan jam yang mengharuskan dia berangkat bekerja disebuah Restoran malam. Dibuka sore sampai tengah malam.

Kadang disana Alexsa semakin merasa Hans memang tidak peduli padanya. Hans seorang yang berkuasa dan kaya raya. Seharusnya dia bisa mengatakan bahwa sang istri tidak boleh bekerja, cukup dirumah saja. Tapi Hans bahkan tidak peduli, Alexsa berkerja dimana dan di jam berapa ntah pulang selarut apa.

Hari ini Alexsa tetap pergi ketempat dia bekerja dengan mengendarai motor matic kesayangannya. Hanya saja ntah kenapa hari ini dia merasa tidak bersemangat seperti kemari-kemarin.

Hari ini bayangan sang suami dengan pelakor, bak video panjang yang tak ada habis dibenaknya. Hingga tanpa dia sadari, saat ini dia telah sampai ditempat tujuan. Segera bergegas memakai atribut resto dan memilih tempat biasa yang dia tuju dengan para pelayan lainnya.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang