Bab 31

1.1K 27 0
                                    

Alexsa tertegun, perlahan dia duduk dan bangkit dari ranjang. Berjalan menuju jendela, melihat hujan yang masih turun rintik-rintik di luar sana.

Sorot mata Hans pun, berpindah pada gadis itu, mengikuti gerak arah Alexsa melangkah.

Meraup udara sebanyak mungkin barulah Alexsa memiliki keberanian untuk bicara

"Jikaa..Alexsa, katakan. Bahwa dari awal kita bertemu.. Alexsa udah jatuh cinta.. apa om percaya?" Gadis cantik yang selalu tampil berbeda Dimata Hans itu. Berkata dengan tatapan yang jauh kebawah sana.

Kali ini Alexsa tidak sungkan untuk mengungkapkan perasaannya. Paling tidak, dia akan merasa lega setelah kejadian ini.

Tertegun, bahkan Hans hampir tidak percaya apa yang dia dengar. Pengungkapan cinta dari gadis baru gede, untuknya.. itu sungguh mustahil.

"Itu tidak mungkin Alexsaa.. gimana ceritanya.. ini sungguh diluar dugaan sayaa.." Hans mencoba menepis, setiap ucapan Alexsa menurutnya itu hanyalah bualan semata, Yang akan hilang dalam sekejap.

Beralih arah menatap Hans. Tatapan kosong dia tujukan pada sang suami.

"Alexsaa sudah yakin, om tidak akan percaya!" Dinginnya kembali gadis itu berbalik badan.

Hans masih saja tertegun sambil menatap Alexsa yang saat ini masih betah berdiri didekat jendela.

"Mungkin menurut om, ini adalah bualan semata.. tapi perasaan ini, cinta inii.. bahkan cemburu inii.. semuanya nyata omm." Mata mulai lembab.

"Andai om tauu.. betapa sakitnya hati inii.." Alexsa menunjuk bagian dadanya dengan tatapan tajam pada Hans. "Ketika om mengumbar kemesraan bersama Tante Anita didepan Alexsaa.. tapii Alexsaa bisaa apa omm? Orang om pun tak peduli sama keadaan Alexsaa.. ada atau tiadanya Alexsaa.. juga tak berpengaruh dengan om!"

Hans terharu mendengar penuturan sang istri. Jauh dari lubuk hatinya dia sangatlah bahagia.

"Lalu kenapa kamu meminta perceraian?" Tanya Hans penasaran.

"Apalagi yang harus Aku lakukan om, aku tidak diinginkan. Kenapa aku harus mempertahankan? Bukankah akan membuat rasa sakit dihati ini semakin bertambah?"

"Aku tidak mau, lebih lama lagii.. terjebak dalam pernikahan inii.."

"Kenapa?"

Alexsa menoleh Hans dengan lelehan air mata.

"Akuu ngak tahann omm!! Merasakan sifat cuek om! Menyaksikan perselingkuhan om, yang terang-terangan.." ucapan penuh penekanan. Tatapan yang tajam dia tujukan pada Hans.

Ucapan yang ini, sudah cukup untuk Hans, dia bisa melihat kekecewaan, dan betepa menderitanya Alexsa selama ini.

Kembali Alexsa membuang wajah menatap luar jendela. Tapi kali ini dengan lelehan air mata.

Hans yang tidak tahan lagi melihat kesedihan Alexsa. dia mulai mendekat, memeluknya dari belakang.

Deg!! Sejenak gadis itu terpaku. Menggerakkan kepalanya kebelakang menoleh Hans tak percaya.

Benarkah seorang Hansdoko tiba-tiba berlaku manis padanya saat ini. Bahkan pelukan hangat ini sungguh mengagetkan Alexsa.

"Apa inii om? Jangan buat aku berharap dengan pelukan ini." Tegas Alexsa spontan.

"Diamlah sebentar, paling tidak biarkan saya melakukan ini untuk menenang kan istri saya." Mata Hans terpejam, pelukan itu berasal.dari lubuk hatinya paling dalam, Bahakan dia memeluk sang istri dengan erat.

Seperti biasa, Alexsa tidak pernah menolak sentuhan dari sang suami. Ingin rasanya menolak. Tapi tubuhnya tak sejalan dengan otaknya. Dia selalu kalah jika berperang denga tubuhnya sendiri.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang