Bab 38 21+

1.3K 26 0
                                    

Mobil melaju dengan sedang, membelah jalanan di gelap malam. Sudah lebih tiga puluh menit, mereka diperjalanan. Bahkan Alexsa terlihat sedikit bosan memilih bermain ponsel untuk meredakan kebosanannya.

"Kita mau kemana sih omm?" Tanya Alexsa mulai bosan.

"Tunggu saja sebentar, nanti kamu juga akan tauu.. jawab pria itu dingin.

Ntah kenapa belakangan ini, Hans selalu merasa kesal ketika kata om disematkan Alexsa untuknya.

Pada akhirnya Hans menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Disana Alexsa tercengang tak percaya. Sedangkan Hans menerbitkan senyum bahagia setelah sampai ditempat tujuan.

"Inii? Beneran omm, kita disini?" Sungguh gadis itu bingung untuk bertanya.

"Iya dong, ayo turun. Ingat.. jangan panggil saya omm!" Tegas Hans penuh harap.

" Udah tauu om, didepan publik kann?" Sahut Alexsa dengan raut wajah datar.

Hans hanya menghela nafas panjang, kemudian membuka pintu dan turun dari sana disusul Alexsaa. Seperti biasa, Mereka akan bergandengan ketika berjalan didepan publik.

"Apakah kamu suka dengan tampat inii?" Tanya Hans dengan senyuman.

"Suu-kaa.. sihh mass, tapii jika memang mas mau makan jagung bakar, dirumah Juga bisaa, Aku bisa buatkan." Ucapan suka itu penuh dengan kat dusta. Sebenarnya Tadinya Alexsa berfikir Hans akan mengajaknya kesuatu tempat yang sungguh mengesankan baginya.

Jika hanya makan jagung bakar saja, di negaranya juga banyak. Bahkan pemandangannya juga seperti ini. Disepanjang jalan setiap orang menjadi penjual jagung bakar. Tapi bedanya disini hanyalah cuaca yang dingin. Memang seru jika di suguhi jagung bakar.

Hans memilih duduk dipojokan dengan dua kursi pas untuk mereka berdua. Mereka pun duduk setelah Hans memesan menu jagung bakar terpaforit disana.

Sejak datang kesini Hans selalu tersenyum. Sesekali dia menatap Alexsa yang duduk di sampingnya. Saat ini mereka menghadap jalanan yang berlalu lalang kendaraan malam.

Walau pun sedikit kecewa, tapi Alexsa tetap bahagia ketika jalan berduaan dengan sang pujaan. Tetap seperti biasa, dia mengingin kan malam lebih panjang, agar suasana detik ini berjalan lebih lama.

"Apa kamu tau Alexsaa.. ini adalah tepat paforit Hanna, ketika kami berlibur atau alasan apalah itu.. dia tetap menyempatkan diri datang kesini. Ntah kenapa dia menyukai? duduk dipinggir jalan dan menikmati kendaraan yang berlalu lalang." Hans kembali mengulit kenangan lalu. Setitik bening terbit disudut matanya.

Alexsa tidak menjawab, dia hanya menyimak sembari menatap sang suami dengan dalam.

"Saya tidak menyangka, ternyata posisinya telah digantikan oleh kamu." Ucapnya lagi.

Kali ini Alexsa angkat bicara. "Apakah? Menurut om, Alexsaa.. bisa menggantikan Tante Hanna? Dan apakah om akan menerima Alexsa seperti om menerima beliau dan mencintainya segenap jiwa dan raga?" Rasa penasaran terbit begitu saja dihati Alexsa, ntah dapat ide dari mana dia mendapatkan pertanyaan demikian.

Hans hanya tersenyum menanggapinya. Tak lama kemudian menu yang mereka pesan, akhirnya datang. Hans melirik.dengan tidak sabaran.

Setelah sang pelayan menata dimeja yang ada disana akhirnya berlalu. Dengan tangkas Hans mengambil salah satu jagung bakar dan langsung melahapnya. Suasana yang dingin membuat jagung yang masih panas cepat dingin.

Melirik Alexsa yang masih terpaku, Hans menghentikan gigitannya. "Sebaiknya dimakan jagung bakarnya, karna jika terlalu lama, nanti dingin.. ngak enak jadinya." Ucap Hans.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang