Bab 11

1.3K 31 0
                                    

Dikamar.

Ntah kenapa saat ini Alexsa merasa suasana kamar itu mendadak panas dingin.

Saat ini mereka berdua duduk saling berhadapan disofa yang ada disana.

"Alexsaa.. kenapa kamu sampai tidur di ruang keluarga? Bukankah saya telah katakan kamu tinggal satu kamar dengan saya, karna saya tidak ingin ada art yang bergosip tentang kita." Tanya Hans dengan nada rendah.

"Bahkan mata bengkak kamu, berhasil membuat Salena mempertanyakannya." Sambungnya lagi

Sungguh suara ini, yang didambakan Alexsa sejak kemarin malam. Suara lembut menyejukkan hati, buatnya.

"Tentu saja saya takut memasuki kamar ini om, bukankah om sangat marah kemarin malam." Hans terdiam sejenak, dia membenarkan ucapan Alexsa.

"Itu memang benar, saya memang kesal dan marah, bahkan juga membenci kamu saat ini. Tapii.. meninggalkan kamar pengantin. Itu juga tidak boleh."

"Jadi saya harus gimana omm, bisa saja kan, om juga tidak menerima saya dikamar om inii.. dan pastinya pintu kamar ini om kuncii dari dalam" tuduh Alexsa.

"Apa kamuu gilaa.. bagaiman saya bisa mengunci pintu kamar, sementara kamu masih diluar."

"Kenapa tidakk, bukankah om juga tidak menganggap saya adaa!"

"Walaupun saya menganggap seperti itu... Tetap saja kamu adalah istri saya menurut semua orang, dan saya juga tidak bisa pungkiri itu." Kesal Hans.

"Yaa.. istri didepan publik." Dingin Alexsa.

Hans terdiam.

"Sebenarnya hubungan apa ini om? saya butuh status yang jelas. Kenapa om tidak ceraikan saya sajaa!?" Kali ini suara Alexsa mulai meninggi.

"Saya ingin, tapi itu tidak mungkin."

"Kenapa?"

"Saya tidak ingin Salena ngambek dan meninggalkan rumah ini lagi." Ucap Hans frustasi.

"Truss om mengorbankan saya!?"

"Yaa.. bisa dibilang begitu. Saya akan bayar berapapun yang kamu minta, demi menjalankan peran mu sebagai istri didepan publik."

"Om fikir saya gadis gila akan uang!" Ucap Alexsa penuh penekanan.

"Tidakk, bukan begitu maksud saya.."

"Ahh.. sudahlah om, apapun itu tetap saja om menghina sayaa!" Cetus Alexsa kesal.

Alexsa tidak habis fikir dengan isi otak Hans. Ntah kenapa dia bisa jatuh cinta pada pria seperti ini.

"Tapi aku ngak mau om!" Tegas Alexsa tak terima.

"Mau tidak mau, kamu harus mauu.. jika tidak kamu akan berurusan dengan polisi.. saya akan membuat laporan bahwa saya dijebak, dan kamu akan mendekam dipenjara!" ancam Hans.

"Om, mengancam sayaa??" Sungguh Alexsa semakin kesal dengan ucapan sang suami. Dia menatap sang suami dengan tajam.

"Saya tidak pedulii.. lebih baik dipenjara dari pada harus berpura-pura." Alexsa bersikukuh.

"Jangan lakukan ituu.. saya mohon.." ucapan penuh permohonan, dan tatapan yang manis menurut Alexsa saat ini yang dia dapatkan dari Hans. Sungguh hatinya damai melihat penampakan itu.

"Paling tidak sampai Salena bisa menerima Anita!" Tatapan penuh permohonan terpancar dimata Hans, sungguh berhasil membuat Alexsa terluka.

Seketika hati Alexsa hancur mendengar ucapan itu menyebutkan nama wanita lain, bahkan wanita itu terdiam kaku.

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang