Bab 30

1.1K 26 0
                                    

Pagi ini Salena olah raga pagi ,dengan berlari kecil keliling komplek. Tiba-tiba ponselnya berdering,  kebetulan gadis itu menggunakan pendengar telinga. Karna memang lagi dengarin musik sambil berlari kecil.

Salena menekan tombol. yang ada di benda tersebut..membuat panggilan tersambung tanpa tau siapa sipemanggil.

"Hallo.. siapa nii?" Ucapannya menyapa dengan sopan.

"Hallo yank, ini akuu." Jawab sang pujaan dari sebarang sana.

Tentu saja Salena sadar siapa yang sedang bersuara saat ini.

"Yaa, ada apaa? Tumben nelfon pagi-pagi? Gadis itu berhenti sedar beristirahat, saat ini dia berada di taman dan duduk dikursi yang ada disana.

"Kenapa yank? Ngak suka aku telfonin?"

Salena tersenyum. " Suka dong,asa ngak Suka ditelfon pacar." Kekeh Salena.

"Tebak,.aku sekarang ada dimana?"

"Mana aku tau yank...kamu dimana sihh?" Tanya Salena penasaran.

"Aku ada ditaman yank, disebrang jalan."

Segera Salena membesarkan pandangannya. Matanya terhenti ketika melihat orang yang dia cari.

"Ngapain disana? Ayo sinii.." ucapnya dengan tatapan jauh ke Justin.

"Bentar ya, aku kesana.." pria tampan itu pun berjalan menuju Salena.

Salena hanya mengaguk dengan senyuman manis. Hatinya berbungan disamperin sang kekasih pagi-pagi dong.

"Haii.." sapa Justin ketika mencapai Salena. Pria tampan itupun memilih duduk disamping Salena.

Gadis itu tersenyum. Kemudian mematikan panggilan. Bibirnya mengaku ketika melihat  memar disudut bibir Justin, dahinya berkerut. Tangannya pun terangkat dengan sendirinya menyentuh bagian yang memar.

"Ini kenapa yank?" Menatap dengan selidik. " Kamu habis berantam?" Tanya gadis itu lagi. Salena mulai Khuatir membayarkan jika kekasih sedang berkelahi.

Justin hanya tersenyum. "Ini bukan apa-apa yank, ini hanya jatuh dari motor." Dustanya, ngak mungkin kan Justin berkata jujur. Yang ada dia dikira tukang ngadu lagi.

"Masaa iyaa, jatuh dari motor?  Salena sungguh tak percaya.

"Iya beneran."

"Gimana cara jatohnya? Bisa dapat luka dibibir?"

"Udah lah yank, gimana caranya aku tau jatuhnya seperti apa. Kamu ini ada-ada aja.."

Salena masih saja berkerut dahi tak percaya. Dia menatap Justin penuh selidik.

Justin menyadari kecurigaan Salena. Dia pun mencari alasan agar Salena akan melupakan kecurigaannya.

"Sarapan yuk yank? Lapert. " Justin sengaja mengelus perutnya, gar lebih meyakinkan.

Salena tersenyum melihat tingkah Justin. "Ok dehh..mau sarapan dimana kita?" Tanya Salena.

"Dimana ajaa, yang penting sama kamu sayang," ucap Justin dengan tingkah lebay.

"Dirumah aku aja, ntar biar aku yang buatin kamu sarapan. Gimana?"

"Tentu saja dong sayang, aku udah ngak sabar ingin menyicipi maskan kamu. Pasti enak." Ucap pria.rampan itu memuji.

"Enak, tapi tidak seenak masakan bunda.." jujur Salena dengan, dia menyadari, dibandingkan Alexsa, maskan dia belum ada apa-apanya.

"Jangan minder sayang, aku akan makan masakan kamu, walau asin atau pahit sekalipun."

I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang